Kamis, 30 Desember 2010

RUMAH POHON (Finally)

Hai...

Bukannya bermaksud mau promosi sih, tapi saya mau merekomendasikan sebuah resto nyaman yang cucok banget buat keluarga dan kumpul-kumpul bareng teman: "RUMAH POHON (MAS DEWO)".

Tempatnya lumayan strategis, hanya sekilo-dua kilometer dari Tugu Jogja ke arah utara (perempatan SMP N 6 Yk ke kiri). Dan ya, sesuai namanya, resto ini berada di atas pohon dan dengan suasana yang menyerupai hutan. Tapi nyamaaaan banget. Asri dan adem.

Sedikit flashback yang nggak penting. Awalnya, saya pernah diajak makan di sana oleh ibu saya. Tapi, nggak jadi.
Flashback selesai. *apa sih*

O ya selain kita bisa makan di atas pohon, kita juga bisa naik ke rumah pohon yang pualing tinggi (eh paling atas). Katanya sih namanya "gardu pandang". Jadi kita bisa lihat seluruh Jogja dari atas sana (katanya juga termasuk gunung Merapi ^O^). Kata Ogi, naik ke gardu pandangnya harus bayar. Goceng, kalo nggak salah :O.

Nah, setelah nggak jadinya saya diajak sama ibu saya makan di sana, akhirnya kemarin Selasa, saya, Hanina, Mbak Au, Ogi, Lyza, dan My Son (maksudnya Mayang Shona), makan siang di Rumah Pohon, setelah terjadi perdebatan yang sangat sengit di antara kami dalam memutuskan tempat makan siang. Hahaha. Kami yang awewe ini udah suangaaaat kelaparan hingga bisa memakan kuda. Wkwkwk. Seperti biasa, kami motor-motoran ke sana dan mata saya langsung dimanjakan dengan keasrian resto Rumah Pohon, begitu sampai di sana.
Di tengah-tengahnya mesen makan, Ogi ditelpon Azam yang minta bantuannya buat ngangkut-ngangkut barang di rumah temennya Azam. Ya sudah tinggal yang awewe aja dan kekalapan kami dan sifat asli kami --para awewe-- yang barbar akan terlihat sebentar lagi. Hehe.


MENU

Saya bisa niruin Pak Bondan nggak? Oke, kalau bisa, saya mau ngomong "Mak Nyooooooosss". Serius. Dan itu bukan karena saya atau teman-teman saya kelaparan. Tapi karena makanannya (dan minumannya) benar-benar enak. Menunya banyak variasinya. Dan justru itu akan membuat Anda semakin lama memesannya. Hahaha. Saya pesan empal gepuk, sambel tempe, dan es Luna Mayah (ya. namanya Luna Mayah, semacam sup buah gitu). Semuanya enaaaaaaak. Dan kami saling mencicip makanan kami satu sama lain. Dan semua menu yang kami pesan itu enaaaaaaaaaak.... Sekali lagi, bukan karena kami kelaparan lho ya. Itu baru ronde pertama. Ronde kedua, saya dan Hanina pesen oseng-oseng ceker ayam dan itu... enaaaaak... beneran. Sausnya tu lhooo... Udah gitu, walaupun namanya oseng-oseng (setau saya oseng-oseng itu ada pedesnya), sama sekali nggak pedes.
Ya, kami para awewe sedang tidak menjadi diri kami sendiri waktu itu. Kalap. Hahaha.
Setelah itu, Ogi balik ke Rumah Pohon bareng Azam dan kami main UNO di sana. Haha.


KELEBIHAN

Yah sepertinya yang saya tulis di atas tadi adalah kelebihannya. Tempatnya nyaman, sejuk, asri, dan bersahabat. Makanannya enak-enak, tapi harga tetap bersahabat, sesuai kantong mahasiswa (ya iyalah, kalo nggak, nggak mungkin kami semua yang mahasiswa itu makan di sana. hehe). Apalagi ya? Menunya banyak. Bervariasi. Dan semuanya "oishisou" (terlihat enak). Dijamin Anda akan bingung kalau milih menu di sana. Hahaha.


KEKURANGAN

Nah. Ini dia. Dengan dalih "tidak ada gading yang tak retak", saya akan nulis kekurangan Rumah Pohon di sini. Pertama, tempat parkirnya sempit. Sempiiiiit sekali. Apalagi untuk mobil. Dengan tempat yang sebesar dan se-'wah' itu sepertinya agak nggak imbang dengan tempat parkirnya, sechara (dah lama nggak pake kata ini) pelanggannya lumayan banyak. Saran saya, kalau rame-rame bareng temen, mending naik motor saja. Hehe. Kedua, pelayanannya luamaaaa banget. Saking lamanya, kami menghabiskan waktu main UNO yang kebetulan saya bawa dan itu sampai lebih dari dua putaran. Saya sih khusnudzon aja karena mungkin waktu itu pengunjungnya banyak dan/atau masaknya memang butuh waktu yang lama. Bahkan nih bahkan, kami harus menunggu 15 menit lebih hanya untuk sebakul nasi. Saya iseng nyeletuk,"Nasinya tadi baru dimasak ya,mbak?". Dan mbaknya mesam-mesem jawab,"Iya". Haha. Tapi menurut saya, lamanya pelayanannya itu seimbanglah dengan rasa dan harganya. Hahaha.

Pesen terakhir saya nih:

Dikhawatirkan Anda pasti akan nambah menu karena merasa kurang/penasaran. Biar nggak kaget waktu bayar (karena tanpa sadar sudah makan banyak), bawalah duit yang lumayan. Hahaha.

ja ne...

Senin, 27 Desember 2010

Err

Hai...

Maaf ya, lagi nggak semangat buat nulis di sini, padahal sebenarnya banyak hal menarik yang terjadi di sekitar saya akhir-akhir ini.

Sebagai gantinya, saya kasih foto-foto aja deh:


Alhamdulillah belum kena virus si abang di atas. Biasa aja ah


Nah kalo abang yang satu ini, baruuuu... hahaha ;)



ja ne...

Minggu, 12 Desember 2010

Bronchitis

Tadi malam akhirnya ke dokter.
Didiagnosis:
"Bronchitis"
:O

Udah rontgent juga. Paru2ku kecil satu. Trus dikasih obat. Ajegile obatnya hampir 800ribu. Ibuku yang juga periksa flu, habisnya 400ribu :O
Tuh dokter pinter amat. Tau kalau kami dicover asuransi -_-


ja ne...

Sabtu, 11 Desember 2010

Hitomi wo Tojite - Ken Hirai



Akhirnya, nemu video klipnya juga. Saya suka banget sama lagu ini. M3 (Menyentuh, Mellow, dan Menye-menye) sekali. Haha.

ja ne...

Cerita dari Weekend Sekarang dan Kemarinnya Lagi

Hai

Hari ini genap seminggu sudah saya nggak enak badan. Awalnya batuk, hanya batuk. Tapi kemudian setelah saya menghabiskan satu liter lebih air dingin dari ruang minum INCULS secara barbar plus es mocchachino dari kantin kampus, saya sukses demam. Demam, nggak hanya demam biasa. Demam tinggi. Nyaris 40 derajat Celcius. Dan saya berusaha untuk tetep sadar supaya nggak kejang-kejang (ehm saya punya riwayat kejang-kejang kalau suhu badan tinggi soalnya). Alhasil, nggak tidur nyaris dua hari dua malam, melewatkan masak-masak bareng di rumah Sarah, dan sempet bolos kuliah. Nggak ngenakin bangetlah pokoknya.

Kata dokter, ini hanya flu biasa. Dan saya dikasih obat flu yang sebenernya di rumah juga ada -_-.

Dan batuk itu, entah kenapa, saat ini, berkembang menjadi maag. Asam lambung saya naik dari beberapa hari lalu. Kata ibu saya, akibat kebanyakan minum obat batuk yang ternyata bisa menggerusi lambung (apa iya?).

Yah semoga semuanya baik-baik saja.
Cepat sembuh buat yang lagi nggak sehat.

ja ne...

Rabu, 08 Desember 2010

My Inspiration

Hai

Kata orang, kalau kita memimpikan seseorang yang sudah lama nggak ketemu, itu tandanya kita kangen, secara sadar maupun nggak sadar. Silakan sih percaya atau nggak. Yang jelas, akhir-akhir ini saya memimpikan orang yang sama sebanyak tiga kali. Nggak berturut-turut dan nggak nyebelin kayak yang dulu karena saya BENAR-BENAR merindukan teman saya itu.

Saya memang nggak begitu dekat dengannya. Tapi, dia benar-benar baik, pintar, ceria, dan sabar. Yah pokokmen gitu lah: baik. Saya dan dia nyambung dalam satu hal karena salah satu hobi kami ternyata sama. Kami juga menjadi pengurus organisasi yang sama. Dan dia termasuk orang yang cukup bertanggung jawab terhadap tugasnya.

Akan tetapi, pertengahan tahun ini, kami --saya dan teman-teman yang lain-- dikejutkan oleh keputusannya untuk cuti sementara dari segala macam aktivitas yang selama ini dilakukannya. Dia harus berobat rutin karena penyakit yang dideritanya. Ketika mengatakan hal tersebut, nggak terbersit dari ekspresi wajahnya untuk minta dikasihani. Tapi justru dari wajahnya, seakan ia berkata, "Tenang saja, teman-teman. Jangan khawatir. Aku punya keinginan yang kuat untuk sembuh. Doakan saja aku!"

Sampai saat ini, ia masih menjalani kemoterapi yang cukup melelahkan. Tapi saya yakin, dia punya semangat hidup yang tinggi. Dia punya semangat untuk sembuh.

Di setiap mimpi saya, dia selalu terlihat cantik dan segar. Bahkan, di mimpi saya yang terakhir, dia sudah terlihat sehat. Sangat sehat.

Ya Allah, Dzat Yang Maha Penyembuh, berikanlah kesembuhan kepadanya. Berikanlah ia semangat. Amin.

ja ne...

Sabtu, 04 Desember 2010

Harry Potter dan Relikui Kematian (Part 1)

Akhirnya, saya nonton ini juga...



@ XXI Jogja
December 1st, 2010
w/ Fitri, Sarah, & Hanina

"Lumayanlah"

ja ne...