Kamis, 08 Desember 2011

Postingan Random di Pagi Hari (2)

Maaf karena sering mengkhayalkanmu.









Pada akhirnya, yang terjadi di antara kita hanya sebatas ilusi yang nggak akan bisa aku ubah menjadi kenyataan.

ja ne...

Rabu, 07 Desember 2011

Postingan Random di Pagi Hari

Apakah kamu pernah merasa tidak dibiarkan berbicara di suatu forum atau bahkan komunitasmu sendiri?

Ya, aku pernah.

Di beberapa hal dan di beberapa situasi, entah kenapa aku sering tidak dibiarkan berbicara, mengeluarkan uneg-unegku. Mereka hanya membicarakan pendapat-pendapat mereka, saling berdebat, dan ow yeah, aku cuma jadi penonton. Bahkan terkadang, aku sering disalahkan karena suatu hal tanpa mempunyai kesempatan untuk membela diri atau mengutarakan alasanku kenapa aku melakukan hal itu. Mereka hanya men-judgeku bahwa aku salah dan mereka benar. Titik.
Apa karena aku --sori, mereka-- memandangku lemah?
Atau aku yang tidak bisa mengalah dengan pendapatku, terlalu keras, gitu?

ja ne...

Bingung

Aku bingung.
Sama orang-orang yang selalu menggembor-gemborkan dirinya kalau mereka adalah orang yang berpikiran terbuka; yang selalu menerima segala sesuatu dengan tangan terbuka dan otak yang jernih. Tapi, kalau mereka melihat keadaan sekitarnya berbeda dengan idealisme mereka, mereka akan mencibir dan cibiran mereka tergolong nylekit.

No. Aku nggak bermaksud menyindir siapapun. Aku cuman bingung.


ja ne...

Kamis, 24 November 2011

Alhamdulillah

Alhamdulillah. Hari ini aku dapat kabar yang sangat-sangat membuatku kembali bersemangat. Adik kelasku yang baik hati yang memberiku kabar ini. Begitu mendengar kabar itu, selama beberapa menit, aku sama sekali nggak nyangka kalau akhirnya aku akan berada di posisi ini. Kabar ini seolah-olah sebagai jawaban atas apa yang membuatku akhir-akhir ini sering ngomel sendiri, sensi sendiri, dan tak henti-hentinya meracau bahwa aku nggak puas dengan ini-itu. Alhamdulillah.
Alhamdulillah.
Alhamdulillah.
Hanya tinggal selangkah lagi. Tapi 'selangkah'nya bukan 'selangkah' yang main-main. Akan ada banyak paku dan kerikil tajam pastinya. Tapi aku harus berhasil melompati itu semua.
Bismillahirrohmanirrohim.

ja ne...

Kamis, 17 November 2011

You don't know
You don't know me
You don't know love
How could you say good bye
You've never been in us
You've never been in love
You've never been anxious
(Anxious, AshGray)

ja ne...

Dreaming - Click B

(Oh maaaan... They're sooooooo 90's :P)


Narbwa noman bogo issosso nega narur morur te butho ne mamur nonun gajyo gangoya iron gibunun choumiosso jashin inun ni phyojong ne haru harnun noro gadughesso Ne mamur yoro idero nar badajursu ini jikhyo bwajwo nege jur ne sarangur Jigumui non gudero ne gyothe isumyon doe nega gider han sarami baro nega doersu ige no manur gidaryosso nan byonham obsurkoya nugu boda sojung hage norur jikhyojur nega doerthenikan (norur jikhyojur najanha) Na yagsogharge onjenan nephyoni doeojurge nar midojwo nor wihan ne sarangur Gidarir phiryo obso ne gyothe nega isso onjerado ne gyotheso noui baremur cheurge negemanjugo shipho akyon ne sarangur sesang gajang sojung hage norur jikhyojur nega doerthenika


*Click B adalah salah satu grup hip hop terkenal di Korea yang sudah eksis sejak tahun 1999. Emmm.. Mungkin kalau di Indonesia kayak T-Five kali' --jadi ada yang nyanyi sambil joget-joget dan main musik.Dulunya 7 personil, sekarang cuman tinggal 4 (atau malah 3?). Tapi yang jelas, grup ini aku rekomendasi dengan sepenuh hati. Hahaha...Apalagi kalau kalian liat video klipnya yang Dreaming ini, ngeliat waktu mereka masih unyu-unyu. Hahaha... Oh ya mantan gitaris Click B ini, Noh Min Hyuk (bukan Kang Min Hyuk!) sekarang jadi gitarisnya AshGray. Masih teuteup keren dia. *applause*



ja ne...

Senin, 14 November 2011

Wajar?

Berhubung ternyata yang aku tulis tadi malam di sini ternyata dengan bodohnya nggak kesimpen, okelah aku tulis lagi. -_-"

Pernahkah kamu kangen dengan seseorang hingga kadang nyaris kehilangan akal sehat, kadang nggak bisa membedakan mana dunia nyata dan imajinasi, dan malah kadang kamu terjebak dalam imajinasi yang kamu buat sendiri?

Aku pernah. Dan itu, sayangnya, sedang aku alami sekarang. Dan mungkin aku sudah dalam tahap bukan kangen lagi, tapi terobsesi. Seram. Nggak perlu tahu siapa orangnya. Mungkin kamu juga sudah tahu.

Dia, temanku. Aku belum cukup lama mengenalnya ('belum lama' di sini bisa diartikan dua jam, satu hari, satu minggu, dua bulan, satu tahun, dua tahun, suka-suka akulah) dan sebenarnya, belum cukup mengenalnya. Dia baik (kalau nggak baik, nggak mungkin aku kangenin, kan?). Aku selalu suka saat-saat bersamanya. Entahlah, ketika dia sedang ada di dekatku, dia selalu 'ngemong' aku (mungkin dia tahu dari raut mukaku yang minta di'emong' sama dia). Tanpa banyak bicara, dia tahu apa yang aku inginkan saat aku bersamanya.

Dan sekarang, aku merindukannya. Sangaaaaaaaaaaaat merindukannya. Sebagai teman, tentunya. Wajar kan?

Wajar kalau kamu nggak menangisinya setiap malam. Wajar kalau kamu bisa berhenti memikirkannya barang satu hari.

Tapi sayangnya aku nggak bisa berhenti menangisinya setiap malam dan aku nggak bisa berhenti memikirkannya bahkan cuma satu hari pun.

Parah.
Dou shiyoooo?


ja ne...

Jumat, 11 November 2011

sebuah tulisan random yang ditulis setelah bangun tidur

Semakin banyak rumput liar aja di blog ini.
Sori deh.

Apakah ada di antara kalian yang merasa kalau aku SANGAT menyebalkan di semester ini? Kalau yang merasa aku memang menyebalkan dari dulu, beruntunglah kalian. Karena entah kenapa, aku merasa (serius, aku merasa lho) bahwa ada beberapa orang yang kukenal di kampus memandangku lain dari biasanya. Bermula dari 'tagihan' seseorang-yang-sangat-kuhormati dan aku cuma bisa cengangas cengenges tanpa bisa kasih kabar lebih lanjut. Yeah, itu menyebalkan. Dan entah kenapa, seumur-umur aku kuliah, aku cuma pingin konsen ke dua hal: skripsi dan NINOSH. Nggak ada yg lain. Aku jadi malas mengikuti kuliah dan banyak pikiran negatif yang membuatku semakin menyebalkan di mata mereka.

Payah.

Tiap malam, kalau keinget sama 'utang-utangku', aku cuma bisa nangis. Ngelempar bantal, guling, teriak tanpa suara. Serius. Aku yang membuatnya jadi masalah yang sebenernya nggak perlu dibesar-besarin. Tapi aku juga yang nggak ada usaha untuk menyelesaikannya.
Kalau udah gitu, perasaan lain yang sebenernya nggak usah muncul, tiba-tiba muncul. Kangen orang, misalnya. Itu menyebalkan. Karena orangnya kayaknya nggak nyadar kalau dikangenin.

Ah sudahlah



ja ne...

Sabtu, 15 Oktober 2011

留学したい!

Satu hal lagi yang membuatku sensitif untuk ditanyakan (dan dikomentarin) selain "Kok kamu gendutan sih?", "Kapan lulus?", dan "Kapan nikah?" adalah:

"Kapan ke Jepang?"

Waktu awal-awal kuliah, aku biasa aja kalau ditanyain begitu. Bahkan cenderung seneng. Seneng karena setidaknya ada yang memperhatikanku kalau aku kuliah di Sastra Jepang (-_-") dan ada yang memotivasiku untuk bisa ke Jepang (entah itu beasiswa atau cuma plesir). Tapi sejak masuk ke tahun ketiga aku kuliah, entah kenapa pertanyaan kayak gitu malah bikin aku sensi. Seakan-akan orang yang bertanya (dan berkomentar) semacam itu mikir gini,"Ih iki bocah jarene kuliah boso Jepang tapi durung tau nang Jepang".

Hmm mungkin mereka nggak tau gimana lika liku prosedur tetek bengek untuk bisa dapetin beasiswa ke sana. Mungkin. Atau hanya sekedar basa basi karena tiap ditanya "Kuliah di mana?", aku jawabnya "Di Sastra Jepang".

Dan u know what? Aku nyesel. Beneran. Nyesel bukan karena aku kuliah di sana atau aku nggak dapet-dapet beasiswa ke sana. Tapi karena selama beberapa tahun ini pikiranku hanya dipenuhi gimana caranya bisa dapet beasiswa ke Jepang. Jepang, Jepang, Jepang, Jepang, dan Jepang! Nggak ada yang lain! Dosen-dosenku selalu mengarahkan supaya kami bisa ke Jepang. Jurusanku Sastra Jepang. Aku belajar bahasa Jepang. Teman-temanku hampir semua ingin ke Jepang. Aku punya banyak teman Jepang. Jadi ya gitu-gitu aja mind setku: Jepang!

Tapi, sejak beberapa temanku ada yang mendaftar beasiswa exchange ke Amerika, ada yang dapet beasiswa di Korea, dan bahkan ada yang bisa ke Italia, mind setku mendadak berubah: aku nggak harus ke Jepang! Ada banyaaaaaaaaaaak beasiswa exchange ke negara lain. Aku nggak harus ke Jepang. Dan akhirnya, aku ikut banyak milis beasiswa. Selalu update beasiswa ke sana dan ke mari. Tapi tetep sih fokusku nyari beasiswa ke Jepang. Walaupun begitu, ya itu tadi. Aku nyesel. Kenapa nggak dari awal kuliah aku kayak gini. Aku terlalu fokus di satu titik, tapi ternyata ada ribuan titik lain yang sebenarnya juga kasih kesempatan yang sama. Aku memang belajar bahasa Jepang, tapi kan nggak menutup kemungkinan juga aku ngambil beasiswa ke Korea, ke Thailand, atau ke negara mana saja.

Jika dibilang aku iri dengan teman-teman seangkatanku yang sudah pernah, sedang, atau akan pergi ke Jepang, jelas aku iri. Dibilang sensi, jelas aku sensi. Karena biasanya, teman-temanku yang pernah dan akan ke Jepang itu akan dipandang 'prestisius' oleh dosen-dosenku. Ya iyalah. Apalagi kalau lagi chattingan sama sensei atau temanku yang lagi di Jepang. Mereka pasti akan bilang: "Kapan kamu nyusul ke sini?". Mak jleb. Nah, kalau mereka-mereka yang sudah pernah di Jepang ini sedang masuk di kelas junior dan dosen menanyai segala sesuatu yang berhubungan dengan pengalaman mereka di Jepang, mereka akan dipandang dengan tatapan-tatapan kagum oleh adik-adik kelas. Dan jauh di dalam hati dosen yang bertanya tersebut, pasti ada perasaan gini: "Nih temen kalian yang sudah pernah di Jepang. Contohlah mereka".

Kalau sudah begitu, nggak ada cara lain selain belajar dan aktif nyari-nyari beasiswa.
Aku bukannya hopeless karena nggak dapet-dapet beasiswa ke Jepang lho. Aku masih pengen ke Jepang. Tapi sekarang jalan pikiranku berubah. Aku juga mau belajar di negara lain.


Untuk sahabatku yang akan ke Osaka minggu ini. Good luck, dear. I'm so proud of you. You did it! :)

ja ne...

Minggu, 09 Oktober 2011

Kamis, 06 Oktober 2011

ASHGRAY

Hai, people. Long time no see.
Postingan berikut ini agak ngacau dan jalan ceritanya sedikit agak ngawur (ngikutin Parto OVJ). Jadi mending kalau kalian sudah terlanjur membaca ini, saya doakan semoga lancar rezekinya *halah*.

Selama beberapa waktu ini, saya ngendon (maunya sih) nerusin ngerjain skripsi (oh well, ibu saya tercinta dan dosen pembimbing saya sudah kompakan nyindir-nyindir saya) dan (sok) belajar untuk ujian kemampuan bahasa Jepang. Oh well, dan beberapa tugas kuliah yang saya rasa terlalu berat untuk mahasiswa angkatan tua seperti saya. Hahaha. Semuanya itu berhasil membuat saya merasa malas untuk diajak main-main ke luar. Jadi, saya melewatkan begitu saja traktiran karaoke dari junior saya dan ajakan nonton film yang sudah tak terhitung lagi jumlahnya. Hmm.. Dan alhasil, gara-gara semuanya saya tolak, saya kena getahnya: ngidam karaoke tapi gak jadi-jadi :(.

Oh ya, selama saya bermeditasi terkungkung dari dunia luar *halah*, saya menemukan sebuah oase baru bak fatamorgana di padang pasir. Hahaha. Kedengarannya jahat, tapi saya sudah terlalu lama mendengarkan playlist yang lagu-lagunya pop dan udah sedikit jenuh. Dan oase ini nggak sengaja saya temukan di Twitter.

Namanya Ashgray.
(lagi, lagi, dan lagi) Band asal Korea. Kata teman saya sih Ashgray ini semi-indie. Personilnya kalau nggak salah tiga orang. Cukup susah cari info tentang Ashgray di internet. Tapi, musiknya, jangan ditanya. KEREEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEN GILAAAAAAAAAAAAAK! Saya udah lama nggak dengerin musik kayak gini pasca vakumnya Laruku, jadi saya sueneng tenan ada band super keren namanya Ashgray. Apalagi sama lagu mereka yang "Fade in Out" dan "Anxious".

Coba cari lagunya, dengarkan, dan kalau suka, kasih tau saya. Hahaha *eh siapa guweh?*


ja ne...

Sabtu, 10 September 2011

Blak-blakan

"Joni, kamu akan jadi orang yang blak-blakan"

Kadang, aku ingin jadi orang yang blak-blakan. Kayak Joni. Ngomong suka, kalau memang suka. Dan ngomong nggak, kalau memang nggak suka. Tapi tetep jaga perasaan orang.
Gimana ya?

Ja ne

Jumat, 09 September 2011

"392" & "Kembali"

Iseng-iseng review album ah. Aslinya sih saya nggak ngerti soal musik, nggak bisa main musik, dan nggak bisa menilai musik yang 'baik' itu yang seperti apa. Tapi yang jelas, saya suka ndengerin musik. Musik apa aja. Asalkan buat saya itu enak didengar, nggak macem-macem, Insya Allah saya suka. Nah kali ini, saya mau review dua album sekaligus dari dua band berbeda, yang dua-duanya kebetulan favorit saya, dan kebetulannya lagi, baru punya album baru. Jadi, inilah dia:

1. "392" - CNBLUE


Saya sedang benar-benar jatuh cinta dengan band asal Korea ini. Tak peduli dibilang terpengaruh "Hallyu", pokoknya saya sudah suka band ini sesaat sebelum drama sang vokalis, Jung Yonghwa, yang judulnya "You're Beautiful" itu bikin heboh seantero Indonesia. Titik. Hahaha. Nah, buat yang suka CNBLUE sebagai band indie-rock di Jepang, silakan kecewa. Soalnya, band yang anggotanya Jung Yonghwa (leader, vokal, gitar), Lee Jonghyun (gitar, vokal), Lee Jungshin (bass, rap), dan Kang Minhyuk (drum, rap) ini memutuskan buat bikin kontrak sama label rekaman besar di Jepang, Warner Music Japan. Kaget? Saya aja juga kaget :O:O:O. Dan album "392" --dibaca "Sankyuu Two" (Thank You Two)-- yang dirilis 1 September 2011 ini adalah album terakhir mereka sebagai band indie di Jepang. Zannen desu ne.
Album ini terdiri dari 11 lagu. Delapan lagu lama, tiga lagu baru. Yang tiga lagu baru judulnya "Man In Front of The Mirror", "Coward", dan "Illusion". Khas CNBLUE kalau bikin lagu untuk album di Jepang, tidak se-'menghentak' lagu yang mereka buat untuk album di Korea, kayak "I'm a Loner" atau "Intuition". Mungkin karena "Coward" dan "Illusion" itu bikinannya Jonghyun yang kadang lagu bikinannya itu lebih nge-pop, bahkan cenderung mellow (coba dengerin "Teardrops in The Rain" dan "A.ri.ga.to.u"). Untuk "Man In Front of The Mirror" yang (katanya) bikinan Yonghwa, saya suka suara bassnya yang lumayan di bagian sebelum reff dan saya suka intronya yang unik. O ya, sama kayak lagu-lagu di album pertama mereka di Jepang, "Thank You", ketiga lagu baru itu ditulis dengan dua bahasa, bahasa Inggris dan bahasa Jepang. Nah buat yang suka sama Yonghwa, silakan kecewa. Karena vokalis dan leader kita ini nggak banyak nyanyi di tiga lagu baru itu. Hanya memang dia mendominasi nyanyi di lagu "Man In Front of The Mirror". Dua lagu lainnya, dinyanyiin si empunya suara bening, mendayu-dayu, dengan petikan gitarnya yang mantep. Siapa lagi kalau bukan favorit saya dari semuanya, Lee Jonghyun! Hahaha. Saya seneng banget waktu tau kalau dua lagu lainnya dan sebagian dari lagu "Man In Front of The Mirror" dinyanyiin sama Jonghyun. Yeaaah! Tapi sayangnya, saya cukup terganggu dengan pronunciation bahasa Inggrisnya Jonghyun yang nggak terlalu bagus (-_-").
Yah gak papalah, yang penting akhirnya saya bisa dapat album ini di internet dengan gratisan. Wah maaf ya. :D:D:D

Ini nih tracklistnya:

1. The Way part 2 ~Ready N Go~
2. The Way part 1 ~One Time~
3. Man In Front of The Mirror
4. Try Again, Smile Again
5. Lie
6. The Way part 3 ~Eclipse~
7. Illusion
8. Don't Say Goodbye
9. I Don't Know Why
10. Coward
11. Kimio


2. "Kembali" - Garasi

Kalau band ini, jelas kelihatan dari Indonesia. Hahaha. Melihat perkembangan band yang begitu pesat di Indonesia, jarang-jarang lho saya suka sama band Indonesia. Nah, ini perkecualiannya: Garasi. Saya sudah suka sejak mereka main di film dengan judul yang sama dan akhirnya jadi band beneran. Di album yang baru ini: "Kembali", mereka bener-bener "berubah". Buat yang taunya kalau Garasi itu vokalisnya cewek, di album ini berubah jadi cowok (maksudnya, ganti cowok). Kalau yang taunya Garasi itu personilnya tiga orang, tanpa bassist, sekarang mereka empat orang, plus bassist. Formasi baru ini sempet bikin saya kaget. Yang dulunya Ayu (vokal, gitar), Fedi (gitar, keyboard), Aries (drum), sekarang jadi Higin (vokal), Fedi (gitar), Wembri (bass), dan Aries (drum). Pertanyaan pertama saya waktu tau formasi ini adalah gimana jadinya Garasi tanpa vokal khas Ayu Ratna a.k.a AiU? Mengingat dulu saya pernah ngefans sama salah satu band terkenal di Indonesia, tapi vokalisnya dikeluarkan gara-gara kena narkoba, trus mereka ganti vokalis, dan saya langsung biasa-biasa aja sama band itu karena menurut saya nggak ada yang bisa gantiin suara khas si vokalis lama. Plus si vokalis baru kurang oke dibandingkan dengan yang lama. Duh. Nah itu yang terjadi ketika Ayu Ratna mutusin keluar dari Garasi dan memilih berkarir di Jepang dengan nama panggung AiU. Apalagi band ini lamaaaaaaaaaaaa banget vakumnya.
Akhirnya rasa penasaran saya teratasi ketika mereka bikin single "Hidup Hanya Sekali". Komentar awal saya: "Serius nih ini Garasi?". Soalnya, Garasi yang saya kenal, musik mereka kan termasuk rock alternatif. Dan kalau live, sang gitaris yang juga kesukaan saya *hasyah*, Fedi, kadang rempong harus nggitar dan main keyboard. Well, saya masih ingat kalau mereka live dulu, si Fedi selalu ditemani MacBook di dekat keyboardnya. Hahaha. Tapi sekarang, pemandangan itu udah nggak ada. Mungkin karena sudah ada Wembri yang bantuin nge-bass, jadinya Fedi nggak perlu repot-repot main keyboard. Selamat! :P
Nah, masalah Fedi-Fedi-an udah selesai *soalnya kalau diterusin, saya bisa nulis berlembar-lembar nih kalo udah masalah Fedi :P*. Sekarang gantian Higin. Sekali lagi, saya kaget. Karena begitu denger suaranya, saya speechless. Pinter juga ya Tante Mira Lesmana milih vokalis. Vokalis yang dulu sama yang sekarang sama-sama punya keunikan. Banyak yang bilang kalau suaranya Higin ini mirip sama suara cewek. Oh ya? Karena saya dari awal sudah tahu kalau vokalisnya Garasi yang baru ini cowok, jadi biasa aja *hasyah*. Dan sedikit demi sedikit, akhirnya saya bisa 'menerima' suara Higin sebagai bagian dari Garasi.
Balik lagi ke album "Kembali" ini. Ada delapan lagu di album ini, termasuk lagu lama mereka yang di re-make, "Hilang". Dan buat yang komentar, "Kok musiknya Garasi berubah?". Well, kamu tertipu, kawan. Garasi masih Garasi yang dulu kok. Itu karena dirimu mungkin cuma denger dan tahu yang "Hidup Hanya Sekali". Coba denger lagu mereka yang "Amarah" dan "Kembali". Rock alternatif mereka mulai kelihatan di situ. Meskipun nggak semantep lagu mereka di album sebelumnya, "Tak Ada Lagi" atau "Agresive Trance". Dan untuk sang drummer, Aries, walaupun banyak yang bilang gebukan drumnya 'menurun' di album ini. Saya kurang setuju. Masih mantep kok, Mas. d^^b
Dan oh ya saya saranin buat kalian untuk denger lagu "Hilang" yang di re-make itu di album ini. Walaupun versi Higin, bagus lho. Bener deh. Saya malah lebih suka versi Higin, walaupun versi AiU juga nggak kalah bagus. Jadi lebih akustik (lebih akustik tu yang kayak gimana ya? -_-"). Dan saya nggak donlod album ini, saya punya CDnya! Yey! Kemarin, akhirnya CD album ini sampai ke tangan saya. Saya dapet gretongan CD ini karena menang kuis Twitter yang diadain sama @AnakGarazIndo. Hahaha. Plus tanda tangan personil Garasi pula :D. Makasih ya. Lumayan nih. :D:D

Dan ini dia track listnya:

01. Hidup Hanya Sekali
02. Amarah
03. Kembali
04. Hilang (New Version)
05. Lupakan Aku
06. Antartika
07. Sunshine
08. Membiru

Well itu tadi review geje saya. Maaf ya. Agak kacau. Bukan 'agak' lagi, ding. Sangat kacau. Hahaha.

ja ne...

Sabtu, 03 September 2011

Maaf

Maaf.
Aku memang menyebalkan. Kekanak-kanakkan, gampang bad mood, dan emosian. Kadang bertingkah laku di luar akal sehat dan nggak bisa dipahami orang-orang.
Maaf.
Aku memang egois. Aku memaksa semua orang untuk memahamiku, tapi bahkan aku sendiri sering nggak peduli dengan sekitarku.
Maaf.
Aku memang keras kepala. Terlalu reaktif terhadap sesuatu, nggak mau mengalah, suka menyalahkan orang lain, selalu membantah, dan gengsian.
Maaf.
Aku memang nggak bisa jujur sama diri sendiri dan orang lain tentang perasaanku. Aku nggak tahu gimana cara berkomunikasi dengan baik. Aku sering nggak jujur tentang apa yang aku sukai dan nggak aku sukai --makanya sering terjadi salah paham--.
Maaf.
Aku tahu seharusnya aku nggak bikin kau marah. Aku tahu seharusnya aku nggak bikin kau nangis. Itu salahku. Tapi lagi lagi aku....
Maaf.
Aku tidak sepenuhnya merasa bersalah dengan apa yang aku lakukan selama ini terhadapmu. Silakan marah padaku karena ini! Hal-hal konyol yang aku lakukan padamu selama ini adalah wujud reaksiku terhadap apa yang selama ini kau lakukan terhadapnya. Tapi lagi-lagi, aku tidak bisa jujur padamu bahkan ketika kau menyerangku secara bertubi-tubi seolah-olah aku yang salah.
Maaf.
Aku menangis karena aku marah! Aku tidak menyesal. Hanya sedikit. Entahlah, mungkin aku berdosa besar.
Maaf.
Maaf.
Maaf.
Maaf.


(anggap saja ini racauanku di tengah malam yang nggak jelas)
ja ne...

Rabu, 31 Agustus 2011

!!!

Sebenarnya, saya udah malas merasakan perasaan ini. Pengalaman yg lalu-lalu menunjukkan bahwa apa yg saya lakukan itu sia-sia, kekanak-kanakkan, membuat semua orang merasa nggak nyaman, dan yang terpenting, tidak menyelesaikan masalah. Sifat saya yang terlalu responsif dalam menanggapi sesuatu dan cenderung keras justru akan membuatnya semakin buruk. Terlebih lagi, orang saya hadapi bukan orang sembarangan. Tapi kali ini, saya mau nggak mau dan 'bau-baunya' akan melakukan hal yang sama. Ketika menghadapi hal semacam ini, saya bingung bagaimana harus mengekspresikan ketidaksetujuan saya, kekesalan saya, dan kemarahan saya. Bukan apa-apa, ribuan alasan dan saran yang saya sampaikan padanya, biasanya pasti dibalas dengan nada tinggi. Saya, orang yang mudah terpancing emosi, pasti akan merespon jawabannya dengan emosi pula. Gimana bisa selesai?


Awal bulan Syawal dan mood saya rusak dengan suksesnya. Sip.

Oh, btw, selamat Idul Fitri semuanya. Maaf lahir batin.
ja ne...

Selasa, 23 Agustus 2011

Lama tak bersua dengan blog.
Si empunya blog sedang galau to the max. Banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini. Banyak hal yang nyenengin dan nggak sedikit juga hal yang nyebelin.
Nyebelinnya, walaupun hal nyebelin itu kuantitasnya lebih sedikit daripada hal yang nyenengin, tapi pengaruhnya cukup besar terhadap mood si empunya blog.
Meskipun si empunya blog ini sedang sebel to the max dengan seseorang dan meskipun si empunya blog sudah curhat ke banyak orang, tetep belum reda rasanya kalau belum mengenai sasaran yang tepat (apa sih).
Si empunya blog sadar bahwa ini sedang Ramadhan dan ia juga sadar bahwa marah-marah dan ngerasani orang itu mengurangi pahala orang puasa.
Tapi si empunya blog terlanjur jengkel kel kel kel setengah mati sama orang ini.

Ya Allah, ampuni hamba Ya Allah.
Amin.

ja ne...

Senin, 01 Agustus 2011

Ice Cream - Monkey Majik (Blaise Plant)

I don’t want to be the one to say
I just want to take it day by day
Maybe we can take the time to breathe
I just want to eat my ice cream

The candy shop I go to is near my house
And all the kids are thinking where I’m not
If only I can be a boy in love
With vanilla ice cream in my mouth
No one sees the flavor in my heart
Wishing you can savor a small part of me
I don’t need to know your name
A scoop will do fine

When I think of ice cream
The only thing that comes to mind is you
I want my chocolate ice cream,
With crunchy peanuts, yes you know it’s true
If I only had one dream
I’d try to make all my wishes come true
Let’s go out tonight and have a bite
Of all my favorite sweetest candy
The only other sweet I’d want is you

Run to me, tell me I’m the one you see
Wishing all the stars in the universe revolved around me
It’s a sweetest thought, maybe I’m not sweet enough
If only I could have my cake and eat it, the world would turn to me
I can't predict a thing toffee is all that I need
A sugar rush will push me through

I got my own stash hidden in the back when I need a snack
It’s the next best thing yeah better than crack
Yeah I needed to fly
Don’t ask me why cause I’ll be running to the other room
I like chocolate a lot I’ve been eating it nonstop.
I wish I could be like Willy Wonka but I’m not.
Do you remember the days I remember the days
Can’t handle all of the wait. Could’ve beaten the line.

When I think of ice cream
The only thing that comes to mind is you
I want my chocolate ice cream,
With crunchy peanuts, yes you know it’s true
If I only had one dream
I’d try to make all my wishes come true
Let’s go out tonight and have a bite
Of all my favorite sweetest candy
The only other sweet I’d want is you

I’m never gonna let you touch my ice cream
You gotta eat yours cause I got mine
How could I let you just break me down
I gotta try I gotta try

When I think of ice cream
The only thing that comes to mind is you
I want my chocolate ice cream,
With crunchy peanuts, yes you know it’s true
If I only had one dream
I’d try to make all my wishes come true
Let’s go out tonight and have a bite
Of all my favorite sweetest candy
The only other sweet I’d want is you, yeah
The only other sweet I'd want is you



ja ne...

Rempong

Susah memang kalau harus memaksakan kehendak pada orang lain. Tapi, kalau kehendak itu nggak dipaksakan sama mereka, nantinya bubrah semua. Dasarnya saya ini orangnya nggak tegaan sih, kadang saya biarin itu semua. Jadinya malah A to the N to the C to the U to the R. ANCUR! Nah kalau udah begini, saya pasti yang akan ada di garda terdepan untuk dimarahi bin disemprot. Atau, parahnya, kalau saya tetap keukeuh menginginkan kehendak itu pada mereka, lagi-lagi saya akan dimusuhi sama mereka. Ujung-ujungnya akan ada label di belakang nama saya: Fia Si Pemaksa *pengalaman sih, cyiiiin*.
Ibarat mobil yang kejebak macet di Jakarta: maju nggak bisa, mundur apalagi.
Duh gustiiiiiiiii.... Paringono suabar.


ja ne...

Jumat, 29 Juli 2011

Nanggung (Part 3)

Terkadang, ketika ditawari sesuatu, tanpa berpikir panjang, aku menerimanya. Dengan alasan yang kadang-kadang nggak masuk akal, aku menepis anggapan orang-orang di sekelilingku bahwa (menurut mereka) yang kulakukan itu belum tentu benar. Dan itulah yang menjadi bumerang buatku. Semakin dekatnya aku dengan sesuatu itu, bukannya semakin mantap, tapi malah semakin ragu-ragu. Aku malah jadi kepingin lari dari sesuatu itu. Fyi, selain bikin masalah, lari dari masalah adalah keahlianku :P. Tapi lagi-lagi, bayangan bahwa kalau aku lari dari sesuatu itu justru malah (sesuatu itu) nggak selesai, tapi akan membuat masalah baru yang mungkin lebih besar, justru semakin menciutkan nyaliku untuk lari. Jadi, akhirnya, sekarang aku terjebak di antara sesuatu yang sudah aku pilih dan rasa ragu-ragu yang semakin memuncak. Capek deh. Cen nanggung kok.

Nanggung Part 1
Nanggung Part 2

ja ne...

Kamis, 28 Juli 2011

Sabar

Sabar. Sabar. Sabar.
Sabar itu subur. Tidak sabar itu tidak subur.

ja ne...

アイシテル 平井堅

ねぇ、どこにいるの?
君の声を聞かせてよ
届かない 
願いでも
僕は叫び続ける
愛してる
:'(

じゃね~

Rabu, 27 Juli 2011

Selasa, 26 Juli 2011

Aku bingung.
Kata "teman" bagi aku dan mungkin bagi banyak orang lain adalah kata yang super ajaib. Di mana-mana kita sering denger kalimat, "Ah masa' sama temen gitu sih?" atau "Sama temen aja kok itung-itungan?". Kadang aku mikir, pantes nggak sih kita minta hak kita pada teman sendiri setelah kita membantu mereka?
Membantu di sini maksudnya memberi jasa yang kalau kita lakukan di luar sono noh (alias secara propesional), kita akan dapat hak yang 'pantas'.
Tau maksudku?

Dibilang matre ya monggo. Tapi mau gimana lagi, di dunia ini kita nggak bisa hidup kalau cuma punya modal cinta je. Hahaha.

ja ne...

Kalau Tuhan Memberi...

Kalau Tuhan memberikanku tambahan ekstra lebih pada panca indraku, aku ingin punya kemampuan mendeteksi benda-benda hilang atau ketlingsut.
Yang pasti itu akan sangat berguna bagiku yang lumayan slebor ini.
Huf.


ja ne...

Kamis, 14 Juli 2011

Tiptoe Through The Tulips (1929)

Tiptoe through the window
By the window, that is where I'll be
Come tiptoe through the tulips with me

Oh, tiptoe from the garden
By the garden of the willow tree
And tiptoe through the tulips with me

Knee deep in flowers we'll stray
We'll keep the showers away
And if I kiss you in the garden, in the moonlight
Will you pardon me?
And tiptoe through the tulips with me


Kalau yang sudah menonton film INSIDIOUS, pasti tahu lagu ini. Hahahaha. Karena penasaran, saya donlod lagu ini dan wew ada aroma serem tiap saya puter lagu ini. Wkwkwk. Lagu ini diciptain tahun 1929 booo'. Dan yang saya punya dinyanyikan lagi oleh Tiny Tim tahun 60-an :O

ja ne...

I Hope - FT Island



Tadi pagi buka Youtube dan nemu video ini. Lucu :D
Sebenernya, saya juga lagi suka FT Island, sunbae-nya CN Blue nih. Sama-sama beratapkan FnC. Lucu lucu lucu :D:D:D

ja ne...

Jumat, 08 Juli 2011

Di Mata Skripsi... (Nanggung Part 2)

Kemarin, baca tweet-tweet geje milik @deritamahasiswa. Dan saya menemukan sebuah tweet yang menggelitik dan cukup menyindir saya:

"Mungkin di mata skripsi, saya adalah orang yang tidak menepati janji untuk bertemu"

Ha-ha-ha-ha...
Asem -_-"


ja ne...

Nanggung

Dibilang ada kerjaan juga enggak, dibilang produktif juga enggak.
Tapi kalau dibilang nganggur, nggak terima.
Nanggung


ja ne...

Sabtu, 02 Juli 2011

Curhatan Orang yang Lagi Curhat

Hai

Pernahkah kalian menyapa seseorang dengan sapaan seperti ini:

1. 1. Eh kok kamu gendutan ya?

atau

Eh 2. Eh kok kamu masih pendek sih?

atau

3. 3. Eh bajumu kok nggak cocok ya sama badanmu?

Pernah? Pernah?

Kalau kalian bilang ‘iya’, dengan sangat menyesal, saya katakan bahwa semua sapaan di atas itu TIDAK SOPAN.

Tahu kenapa?

Coba kalian bayangkan: kalian sudah merasa bahwa diri kalian tambah langsing (yang secara psikologis, ingin dipuji orang lain) dan tiba-tiba saudara atau teman kalian menyapa kalian di pagi hari dengan sapaan nomor satu itu.

Atau

Kalian sudah mantap dengan dandanan kalian hari ini (yang lagi-lagi secara psikologis –sadar atau tidak—ingin dipuji orang lain), tapi teman atau saudara kalian berkomentar kalau dandanan kalian itu tidak pantas buat kalian.

Bagaimana perasaan kalian?

Sakit hati?

Atau malah biasa saja?

Kalau saya, akan merasakan hal yang pertama: sakit hati. Beberapa teman saya berkomentar bahwa saya terlalu berlebihan. Saya memang lebay kok. Saya sayain itu. Tapi, mereka yang berkomentar seperti itu tidak tahu bahwa mengomentari fisik dan penampilan orang lain dengan hal-hal yang negatif itu, tidak sopan. Orang Indonesia sudah menganggap bahwa sapaan-sapaan seperti yang saya sebut di atas adalah hal yang biasa, tidak perlu diperdebatkan, tidak perlu dipermasalahkan.

Justru itu yang sangat berbahaya.

Orang Indonesia akhirnya mempunyai pola pikir bahwa sapaan-sapaan yang melecehkan fisik dan penampilan orang lain adalah hal yang wajar, tanpa memedulikan betapa susahnya si lawan bicara dalam melakukan program diet atau betapa nyamannya ia berpenampilan seperti itu.

Apa susahnya sih kita memuji lawan bicara kita sebagai sapaan?

Apa susahnya sih kita berkata pada lawan bicara kita bahwa ia semakin cantik atau tampan?

Apa susahnya sih kita berkata pada lawan bicara kita bahwa ia sangat pantas dengan stylenya hari ini? Betapa anggunnya dia pakai baju seperti itu atau betapa bagus dasinya yang ia pakai.

Bukankah kalau kita memuji dia, dia akan senang, dan kita tidak akan rugi?

Kasarannya gini:

Puji sajalah, walaupun harus berbohong.

Toh sebagai manusia, bukankah kita suka kalau orang lain memuji penampilan kita?

Mana ada sih orang yang nggak suka dipuji?

Makanya, pujilah orang lain. Dan janganlah dikau mencela orang lain kalau dirimu memang tidak suka dicela orang lain (aduh bahasanya).

Jujur, saya tumbuh di keluarga yang sukanya menyapa dengan hal-hal negatif seperti itu. Saya tumbuh dengan mind set di kepala saya bahwa hal-hal tersebut wajar. Tetapi, akhirnya saya mendapatkan pencerahan bahwa hal itu salah, nggak baik, de el el.

Saya jadi inget kapan saya mulai nggak suka disapa hal-hal seperti itu. Ada kerabat saya yang menyapa saya dan mengatakan bahwa saya bertambah gemuk. Sakit ati dong saya. Gile loh. Pada waktu itu saya merasa sudah agak kurus dan helllooooo.... dalam setahun, saya HANYA bertemu dengan kerabat saya itu DUA kali: Idul Adha dan Idul Fitri. Adil nggak kalau dia mengatakan hal seperti itu pada saya, sedangkan dia sebenernya sama sekali nggak tahu tentang saya?

Lagipula (maaf), secara fisik, ia jauuuuuuuuuuh lebih besar dari saya.

Dan kalau bukan karena dia jauh lebih tua dari saya, saya pasti akan mengatakan hal-hal seperti itu dengan suara keras dan di depan orang banyak.

Kedengarannya jahat ya?

Lha wong sana jahat duluan sama saya kok. Aneh kalau dia lebih sakit hati daripada saya.

Dan omong-omong pengalaman dengan kawan saya, nggak peduli dia sahabat atau bukan, saya juga mulai tegas sama mereka. Entah itu lucu atau enggak buat mereka, yang jelas saya nggak suka fisik saya dikomentarin negatif seperti itu. Saya pernah marah. Benar-benar marah dengan salah seorang kawan saya yang nggak bisa berhenti mengganggu saya dengan komentar-komentarnya yang luar biasa nyebelin itu. Saya sudah berkali-kali mengingatkan dia bahwa itu tidak sopan, tapi dia tetap ngeyel. Setiap ia menyapa saya seperti itu, mood saya langsung drop. Sedrop-dropnya. Sampai akhirnya, saya muntab. Saya tau niatnya hanya bercanda. Tapi sumprit burung emprit, saya nggak suka. Itu nggak lucu.

Jadi, kalau suatu hari kalian menyapa saya dengan sapaan-sapaan seperti itu, siap-siap kena ‘tanduk’ saya. Hahaha.




ja ne...

Rabu, 29 Juni 2011

JOGJA BROADWAY


"JOGJA BROADWAY"
1-6 Juli 2011
Gedung Sosietet Militer Yogyakarta a.k.a Taman Budaya Yogyakarta


Ok. Kali ini, saya pingin banget nonton "JOGJA BROADWAY". "JOGJA BROADWAY" adalah sebuah pertunjukan imajinatif yang memadukan musik, drama, tarian, dan seni tata rupa! Woooow.... "JOGJA BROADWAY" adalah sebuah seni pertunjukan yang dipersembahkan oleh Garasi Enterprise. Kali ini, mereka akan memainkan lakon "Pangeran Bintang dan Putri Embun". Durasinya 90 menit.

Omoshirosou!

Dan semoga nggak kehabisan tiket >_<

ja ne...

Semalam...

Semalam, aku memimpikan 'sahabat'ku yang sudah lama nggak kujumpai.
'Sahabat'?
Yang bener?
Emang dia masih menganggapku 'sahabat'?
'Sahabat' setauku tidak akan membiarkan sahabatnya sendiri merasa galau karena 'sahabat'nya tiba-tiba menghilang nggak tahu ke mana. Tanpa kabar sama sekali.

Itu yang dinamakan 'sahabat'?
Embuhlah. Tapi setidaknya aku masih menganggapnya sebagai sahabatku kok.

ja ne...

Selasa, 28 Juni 2011

Paatii ga owatta

Paatii ga owatta~
Akhirnya... Yatto... Finally... Ujian selesai.
Tinggal menunggu hasil ujian yang... errr.... nggak tega liatnya (baca di sini supaya lebih jelas). Kali ini, liburannya akan menjadi leeeebiiiiiiiiiiiiih spesial: teman-teman saya yang seangkatan sebagian besar mengikuti program pengabdian masyarakat selama dua bulan yang disebut dengan KKN. Saya nggak ikut KKN. Alasan bohongan: saya masih kecil. Alasan beneran: saya mau ke Singapura (liburan, cuyyy *kibas-kibas rambut*). Jadi ceritanya, saya salah perhitungan. Kebacut (bahasa Indonesianya kebacut apa ya?) beli tiket pesawat diskonan yang super murah sejak tahun lalu dan saya baru sadar awal tahun ini kalau di semester ini ada KKN. Bodoh -__-".
Nah, jadi saya bakalan sedikit (sedikit? Sumpeh loh?) kesepian karena teman-teman saya nggak ada di samping saya (halah) ketika liburan.

Tapi, tenang saja. Saya juga nggak liburan kok. Saya ada urusan dengan SKRIPSI, KERJAAN, dan PENELITIAN.
Jadi, kalau ada yang sampai berani bilang, "Fia enak ya kamu. Liburan semester ini bisa liburan", monggo berhadapan dengan saya! Huahahahaha....


ja ne...

Sabtu, 25 Juni 2011

Di Bawah Lindungan Orang Tua

Pernahkah kalian berpikir untuk bisa hidup sendiri tanpa bergantung di bawah ketiak orang tua? Makan pakai duit sendiri, beli bensin pakai duit sendiri, bayar kuliah pakai duit sendiri, dan apa-apa pakai duit sendiri. Pernah?

Saya pernah dan sedang mengalami.

Saya beruntung mempunyai kedua orang tua yang bekerja dan mampu untuk membiayai saya dan adik saya hingga sampai ke perguruan tinggi. Minta apa saja dituruti (walaupun syarat dan ketentuan berlaku). Keadaan ekonomi keluarga saya bisa dibilang mampu: bapak saya adalah ‘kepala cabang’ radio swasta di bawah naungan sebuah perusahaan media mahaakbar di Indonesia dan ibu saya adalah dosen di sebuah PTN terbaik di Indonesia. Saya dan adik saya memang tidak pernah merasakan apa yang orang tua kami dulu rasakan: sekolah sambil bekerja (atau bekerja sambil sekolah? Mana aja deh). Bapak saya sudah terbiasa bekerja sejak SD. Bahkan ketika SMA, ia harus membiayai sekolah kesembilan adiknya. Ibu saya? Ibu saya juga sudah terbiasa kerja keras dan prihatin dari kecil, setelah menjadi yatim sejak kelas 4 SD.

Itu latar belakang keluarga saya.

Dan sebagai anak, saya dan adik saya terkena madunya: tidak usah susah-susah cari uang sendiri untuk sekolah. Akan tetapi, setelah saya menjadi mahasiswa (dan dilatarbelakangi dengan bagaimana usaha orang tua saya untuk membiayai saya sekolah di SMA yang sangat luar biasa itu), saya mulai berpikir untuk tidak lagi merepotkan orang tua. Minimal, minimaaaaaaaal sekali uang jajan pakai uang sendiri. Alhamdulillah, saya sudah tidak merepotkan orang tua kalau soal membayar uang SKS. Sejak tahun pertama, saya selalu dapat beasiswa SKS itu (kalau di tempat saya namanya BOP). Dan semoga di tahun keempat ini saya dapat lagi *harus dapat*. Dan sejak tahun pertama pula –sejak saya direkrut jadi yang bantu-bantu di kantor bapak—saya sudah nggak minta uang jajan lagi (walaupun tiap bulan juga tetap dikasih). Apalagi sejak saya jadi tutor untuk mahasiswa asing, saya nyaris tidak pernah minta uang pada orang tua (walaupun lagi-lagi tiap bulan juga tetap dikasih).

Tapi saya punya kelemahan: terlalu loyal pada uang. Setiap saya merasa dan membawa uang berlebih, saya pakai untuk bersenang-senang. Padahal aslinya, saya suka menabung *kibas-kibas rambut*. Tapi, jujur, saya sedikit puas karena ada sedikit hal dari banyak hal yang bisa saya tangani sendiri dengan uang saya sendiri. Saya juga bisa menyenangkan hati adik saya dengan uang saya (-_-“). Tapi lagi-lagi, saya belum bisa membayar SPP sendiri, makan masih pakai duit orang tua, dan banyak hal lainnya yang masih membuat saya bergantung pada orang tua. Dan hal-hal yang seabrek itu, bikin saya –akhir-akhir ini-- tidak enak sama orang tua. Padahal, dibandingkan dengan adik saya, saya bisa dibilang tidak berani itung-itungan sama orang tua. Misalnya, kalau servis motor, mending saya pakai duit saya sendiri dan tidak usah minta ganti sama orang tua. Walaupun sebenarnya, kalau minta ganti pun, pasti dikasih (apa sih yang nggak untuk anaknya?). Tapi gimana ya... Setiap kali ibu saya membuka dompet dan memberikan saya sejumlah uang, seperti ada jutaan kelelawar hitam (kenapa diasosiasikan kelelawar? Kenapa harus jutaan? Kenapa hitam? -_-“) yang terbang di atas kepala saya dan bergumam:

“Kerja dong, Fia! Kerja!”

“Nabung kek! Tu uang jangan buat jajan melulu!”

“Kasihan orang tuamu yang susah-susah cari uang tapi malah dimintain anaknya terus!”

Di negara-negara maju, anak seusia saya yang masih makan pakai duit orang tuanya, bisa dibilang ‘nggak ilok’. Nah itu dia, saya tidak mau jadi anak yang ‘nggak ilok’, meskipun jutaan kali ibu saya bilang bahwa orang tua saya bekerja memang untuk mencari makan buat kami dan sekolah kami. Tapi kan tetap saja bagi saya itu agak nggak adil. Nggak adil buat orang tua saya, maksudnya.

Nah makanya, Fia. Cepet lulus, cepet kerja, sekolah lagi, kerja lagi, dan NIKAH!

ja ne...

Rabu, 22 Juni 2011

IKU UKI

Kali ini saya mau cerita soal seseorang yang sangat penting di dalam hidup saya. No, no, no. Ini bukan masalah gebetan, pacar, atau idola (soalnya kesannya saya orang yang sukanya mbahas kayak gitu -_-"). Dia ini salah satu orang yang selalu berhasil membuat keceriaan saya selalu kembali setiap bad mood saya kumat. Dia adalah orang yang selalu saya nanti kehadirannya setiap hari. Dia adalah sosok yang bikin saya kadang melupakan masalah-masalah, tugas-tugas, dan ujian-ujian *UHUK*. Pokoknya dia istimewa buat saya. Titik.

Namanya Atmim Nusuki. Awalnya, ia mau dipanggil dengan sebutan Aat, tapi SAYA (sori. capslocknya kepencet :P) mengusulkan pada orang tuanya supaya dipanggil dengan nama Uki. Kesannya supaya unyuuuu gichu dech (apaseh?). Orang tuanya meng-ACC dan ia pun resmi dipanggil Uki. Dia sepupu saya. Rumahnya samping rumah saya. Umurnya sekarang sudah enam tahun dan tahun depan akan mulai masuk SD. Kulitnya putih bersih dan matanya sipit. Kayak bukan orang Indonesia.

Bagi saya, di antara sepupu-sepupu saya yang lain, dia adalah sepupu saya yang pualing saya sayangi. Entah apa alasannya, saya nggak bisa njelasin. Ada sesuatu yang *&^%$#^&** dan )!@%^&*$#%^^&((7%#58 (nggak tau ini apa? silakan translate sendiri). Dan rasa itulah yang membuat saya selalu merasa kangen padanya. Mungkin karena dia adalah sepupu paling kecil yang tinggal di kompleks keluarga saya. Mungkin. Tetapi, semakin ia besar, bukannya malah luntur, tapi rasa sayang saya pada Uki semakin besar.

Sayangnya, ia adalah anak yang sangat pemalu. Dan pemalunya terbilang parah. Pada orang-orang yang tidak ia kenal dekat --di dalamnya termasuk ibu saya, adik saya, dan bapak saya :O--, ia tidak mau berbicara. Bahkan pada guru TKnya dan teman-teman di sekolahnya, ia tidak mau bicara! Parah, kan? Makanya dia sepertinya tidak punya banyak teman. Dan pada mereka-mereka ini, hanya untuk menganggukkan kepala atau menggelengkan kepala, ia malu. Kalau sudah begitu, biasanya ia akan mengulum senyum malu-malu ala Uki. Manis sekali :):):).
Dari sekian banyak orang yang 'belum beruntung' itu, ternyata ada segelintir orang --jumlahnya hanya bisa dihitung dengan jari. Serius-- yang bisa berkomunikasi dengan Uki. Ngobrol, main bareng, bahkan berantem.

Segelintir orang itu, termasuk saya.

Entah apa yang membuat saya bisa berkomunikasi dengan Uki: bercanda, ngobrol, main, dan berantem. Orang-orang di rumah saya kadang iri pada saya yang bisa gayeng tertawa cekakakan dengan Uki. Bahkan akhir-akhir ini, dia sudah berani berbohong pada saya. Ia memanggil saya dengan sebutan "Mbak Iyul jelek".

"Mbak Iyul jelek, lagi ngapain, Mbak Iyul jelek?"

Hahaha. Sapaan itu biasanya ia lontarkan dengan cengegesan ketika saya main komputer di rumahnya. Dan kalau pada orang lain dia malu-malu, pada saya, Uki malah sering caper. Kalau sudah begitu, biasanya saya sering berantem dengannya. Hahaha.

Tapi gitu-gitu, dia jago main kartu remi dan UNO lho. Saya sering kalah kalau main sama dia. Ia juga suka mainan game di HP saya dan main game Burger Shop, game yang banyak orang beranggapan bahwa game itu bikin orang jadi psikopat. Hahaha.

O ya biasanya, kalau saya sedang stres dan galau, pelarian saya adalah si Uki. Dia benar-benar pelipur lara saya yang ampuh. Saya nggak bisa sehari tanpa bertemu dengan Uki. Setiap hari HARUS ketemu. Entah dia yang secara ajaib nemuin saya atau saya yang nemuin dia.

Percayalah, kawan. Buat kalian yang suka anak-anak, pasti kalian akan jatuh hati pada Uki. Hahaha.
Kalau sedang main di rumahku, silakan kenalan dengan sahabat kecilku itu. Jika beruntung, kalian bisa menjadi salah satu 'orang-orang beruntung yang bisa ngobrol dengan Uki'.
:D:D:D(ini waktu Uki masih bayi. Gendut dan lucuuu >_<)


(Ini Uki yg sekarang. Semakin kurus tapi tetep lucu :D)
ja ne...

Sabtu, 18 Juni 2011

Embuhlah -_-"


(I'm alone. Alone. And alooooooooooone) -_-"


Untuk pertama kalinya, sejak saya menginjakkan kaki di universitas, mempunyai Kartu Tanda Mahasiswa, dan orang-orang berhenti bertanya, "SMA mana, dek?", saya malas ikut ujian.

Serius.

Saya mencintai jurusan saya dan merasa paling beruntung karena bisa belajar di jurusan ini.

TAPI,

Entah kenapa nggak kayak semester-semester lalu: semangat sekali ngumpulin bahan ujian, bikin rangkuman, dan belajar di minggu tenang.
Zannen desu ne. Euforia semacam itu nggak saya rasakan semester ini. Seolah-seolah semangat yang seharusnya meletup-letup sejak beberapa minggu lalu, menguap secepat cheetah (apaseh?).
Saya berusaha nggak mau menyalahkan siapa-siapa dan apa-apa: ini nggak ada hubungannya dengan pekerjaan, ini nggak ada hubungannya dengan siapapun, dan tentunya ini nggak ada hubungannya dengan skripsi jadi-jadian.

Jadi, saya belum bisa menjawab kenapa saya jadi nggak punya semangat belajar gini. Saya maunya malah pingin lari dari ujian dan hanya mau kerja. Kerja. Kerja. Kerja. Kerja. Titik. Saya sedang gila kerja. Tetapi, tidak untuk belajar. Sejauh mungkin saya menghindari bangku coklat --tempat tongkrongan saya (dulu)--, diskusi masalah ujian, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan perkuliahan saya.

Parah.

Anehnya lagi, saya nggak mau disemangati. Saya sensitif kalau ada yang menyemangati saya akhir-akhir ini. Saya merasa, mereka yang menyemangati saya itu mengingatkan saya betapa payahnya saya dalam mengerjakan soal ujian itu. Alhasil, saya cuma bisa lari. Lari sejauh mungkin dengan harapan secercah cahaya semangat belajar itu muncul. Tapi nyatanya, tetap nggak bisa.

Sulit.

Kata orang, biasanya, semangat seperti itu luntur karena ada masalah pribadi. Masuk akal. Tapi sayangnya, saya lagi nggak punya masalah keluarga yang berat, saya nggak punya pacar atau gebetan yang bikin patah hati, keuangan saya alhamdulillah sudah pulih, saya sedang tidak dekat dengan lawan jenis apalagi jatuh cinta (oh mai...), saya (merasa) nggak punya masalah dengan teman saya, dan kerjaan saya baik-baik saja.

Lalu? Apa yang bikin saya kayak gini?

Jenuh? Ah nggak juga. Jenuh sedikit sih. Kalau saya jenuh, biasanya akan berimbas pada semuanya, termasuk kerjaan. Tapi (sekali lagi) kerjaan juga biasa-biasa aja, tidak ada masalah.

Trus apa dong?

Ah embuhlah. Hanya Tuhan yang tahu.


ja ne...

Selasa, 14 Juni 2011

どんな時どう使う日本語表現文型500




Kali ini, saya mau merekomendasikan sebuah buku bagus bin jenius untuk teman-teman yang mau ikut Nihon go no Noryoku Shiken level N1 atau N2 atau yang ingin iseng-iseng (?) memperdalam bahasa Jepang atau yang sedang mengincar beasiswa ke Jepang:

どんな時どう使う日本語表現文型500.
500 Essential Japanese Expressions: A Guide to Correct Usage of Key Sentence Patterns

Buku ini berisi 500 hyogen atau ekspresi bentuk kalimat dalam bahasa Jepang, plus penjelasan, dan pola kalimatnya. Buku ini karangannya Tomomatsu Etsuko, Miyamoto Jun, dan Waguri Masako (maaf kalau ada salah dalam penulisan nama ^^) dan diterbitkan oleh Aruku dan di bukunya yang sedang saya pegang sekarang terbitan tahun 1996 (mungkin sekarang masih dicetak lagi).

Kalau ada yang berminat, jangan sekali-kali pinjam punya saya. Karena sudah bocel-bocel, nggak jelas, banyak coretan, dan bentuknya sudah mulai ambigu (serius!). Saran saya, beli di toko-toko buku yang menyediakan buku impor Jepang atau pesan lewat website atau kalau yang nggak mau merogoh kocek dalam-dalam, pinjam dari teman/perpus lalu difotokopi, atau kalau yang nggak mau ngeluarin duit buat fotokopi, download dari internet. Selesai.

Bukan apa-apa sih saya merekomendasikan buku ini. Karena sebenarnya, buku ini adalah pegangan wajib bagi para mahasiswa Sastra Jepang UGM yang tahun ajaran ini ngambil mata kuliah Tata Bahasa VI :O. Dan buku ini akan menemani kami lagi di semester depan alias tahun ajaran baru nanti. Ampyaaaaaaaaaaaaaang. Keliatan seram? Ah nggak juga. Asal mau belajar, niat, pantang menyerah, dan tahan banting, Insya Allah bisa mencerna apa yang ada di dalam buku ini.

O ya, bab-bab di dalam buku ini dibagi menurut fungsinya masing-masing, misalnya bab 'sebab-alasan' diberi bab sendiri atau bab 'topik' juga diberi bab sendiri. Jadi, belajarnya enak. Tapi, nggak enaknya adalah di dalam satu bab, --bagi kita yang mempelajari bahasa Jepang sebagai bahasa sasaran (duh, bahasanya)--, bisa jadi terjemahan di dalam bahasa Indonesia itu sama, tapi hyogen-nya bisa buanyak buanget dan mirip-mirip. Dan kalau yang mau sedikit masokis, ada soal-soal latihannya di setiap bab plus kunci jawaban.


Selamat belajar!
Selamat mencoba!
Buku ini menyenangkan kok *ngomongnya pake' wajah memelas*


PS: Sebenarnya, saya ada ujian Tata Bahasa hari ini pukul 09.30 nanti dan materinya ada di buku ini semua. Dan saya agak nggak niat gitu belajarnya -_-"

ja ne...