Rabu, 16 Januari 2013

誕生日おめでとう!

Hai.
Lagi-lagi aku akan bercerita tentang kawanku. Sepertinya akan semakin banyak postingan di sini yang bercerita tentang orang lain. Hahahaha.

Temanku satu ini, sebenarnya aku baru benar-benar mengenalnya ketika memasuki tahun kedua kuliah. Seringnya kami main bareng, makan bareng, dan sebagainya, membuat interaksi kami lebih intensif dan semakin intim --menukil kata-kata favoritnya--. Pokoknya, dia adalah salah satu teman terbaikku di kuliah.

Dia, sangat periang, jarang sekali aku melihatnya bermuram durja (atau aku yang belum pernah melihatnya). Pembawaannya yang santai dengan selera humor yang tinggi, membuatnya berbeda sekali dengan beberapa orang yang kukenal, yang kadang-kadang mudah mutungan dengan kata-kataku. Dia selalu bisa menimpali pemikiranku yang keras, kenyinyiraanku, dan ketajaman lidahku dengan kalimat-kalimat dan ekspresi yang santai, lucu, menggemaskan (?), sederhana, tapi mendalam, dan bahkan bisa membalasku. Hahahahaha.
Dia adalah tipe orang yang bisa dengan mudah disukai banyak orang karena sifatnya yang santai dan sederhana. Dan yang jelas, kesupelannya. Beda sekali denganku. Hahaha...

Kami --aku dan dia-- punya beberapa kesamaan. Kami sama-sama suka nonton film. Kami sama-sama suka Johnny Depp, serial Heroes, anime Nichijou, Mesut Ozil, dan suka makan. Kami sama-sama sepakat bahwa DBSK (Dong Bang Shin Ki) --zaman berlima-- adalah satu-satunya boyband Korea yang paling kece; pete dan durian adalah salah dua dari banyaaaak anugerah Tuhan yang dikirim untuk manusia; Indonesia bisa menang piala AFF 2012 kalau saja PSSI tidak bermasalah & tidak menurunkan pemain-pemain yang kurang berpengalaman; komik yang bermutu macam Yotsuba&! dan Tomo'o harusnya lebih banyak beredar daripada komik serial cantik; tugas dan belajar itu bisa dirapel (kami nggak bisa nyicil tugas dan belajar. hahaha); bahwa nonton di bioskop, makan, ke mall itu bisa dilakukan sendirian, dan masih ada yang lainnya.

Tapi, kami juga punya beberapa perbedaan. Dia adalah pecinta kucing nomor satu. Aku justru tidak suka kucing. Aku memelihara hamster di rumah. Tapi bagi dia, hamster tidak bisa dipeluk dan tidak bisa bunyi. Aku suka F1. Dia suka sepak bola. Dia pintar main musik. Aku hanya bisa main pianika. Dia pintar bernyanyi. Aku tidak.

Dan oh, ada satu hal lagi. Ketika tahun kedua kuliah, kami membentuk semacam duo nggak jelas. Sumpah nggak jelas banget. Hahaha. Kami berencana mengeluarkan single salah satu anime jadul yang sudah diterjemahin ke bahasa Indonesia, tapi sayangnya pencapaian kami untuk eksis hanya sampai di Benron Taikai 2010. Saat itu kami menjadi MC sesi doorprize. Hahahaha. Sampai akhirnya, kami sebal sendiri ketika ada pemain sepak bola Malaysia yang namanya mirip dengan nama duo kami dan karena dialah Indonesia kalah melawan Malaysia. Hahaha.

Yah. Kadang-kadang kami melakukan hal yang gila memang.

Yang jelas, dia adalah pendengar yang baik. Dia selalu tahan dengan curhatan-curhatanku, cerita-ceritaku, dan sebagainya. Dan karena itulah sebagian besar rahasiaku ada di dia. Hahahaha.

Tapi, meskipun kami sering bersama, kami punya prinsip "aku ya aku, kamu ya kamu". Dengan prinsip itu, dia akhirnya bisa menyusulku pendadaran, meskipun aku tidak bisa menemaninya karena sedang KKN, dan...wisuda bersama!!

Dia sama sepertiku: tidak mau bekerja setelah lulus, tetapi ingin melanjutkan S2. Semoga sukses!

Akhir kata, aku menulis ini karena hari ini adalah hari bahagianya. Selamat ulang tahun, Sarah Fithry Panggabean (akhirnya kusebut juga namanya. Hahaha). Aku memang bukan seorang penulis yang baik seperti dia. Aku tidak bisa menempatkan diksi-diksi puitis nan romantis yang tepat di postingan ini untuk menggambarkan dirinya yang luar biasa mengagumkan. Maaf ya. Terima kasih sudah menjadi teman yang sangat baik untukku. Terima kasih sudah sabar menjadi teman ceritaku. Selamat ulang tahun. Semoga semua keinginanmu tercapai, selalu diberi kesehatan, dan kebahagiaan. Tetaplah menjadi Sarah yang kukenal, yang sangat ceria, sedikit slengekan, dan sekali-kali cobalah membuka hati untuk lawan jenis (supaya aku bisa kecipratan cerita cintamu. Hehehe). Sekali lagi, 誕生日おめでとう!!!






ja ne...

Jumat, 04 Januari 2013

Bangkok (Part 4 - END)

Daaaan... Ini adalah postingan terakhir dari tetralogi postingan telatku tentang Bangkok (baca sebelumnya di sini, di sana, dan di situ). Hahaha. Otsukare sama deh.


Day 4 (30 Agustus 2012)

Hari ini hari terakhir kami di Bangkok. Yaaaah. Kurang sih sebenernya :p. Hahaha. Karena pesawat kami baru berangkat malem, jadi paginya kami punya rencana lain. Agenda hari itu –selain pulang, tentunya-- masih sama kayak agenda hari sebelumnya: belanja! Hahaha. Teuteup, yes. Tapi kali ini kami blusukan di Sampheng Road, ChinaTown. Kami dianter sama salah satu temen ibukku yang lagi kuliah S3 di sana dan baru sekitar 2 bulan tinggal di Thailand. Pagi-pagi, pas sarapan kami dijemput sama Beliau. Terus capcus deh. Tempatnya emmm… agak semrawut sih. Jadi itu semacam kayak gang bercabang nan ruwet dan rame dan banyak kios-toko di kiri kanannya. Dan di jalanan sesempit itu, motor, mobil, dan sebangsanya bergerak bebas ke sana kemari. Dan nggak boleh misuh-misuh. Hahaha. Otapi jangan salah. Harga barang di sana itu jebulnya harga kulakan. Jadi muraaaaaaaaaaaaaaaaaaah banget. Lebih murah daripada di Pratunam. Ciyus deh.
Kalau kalian ke Bangkok, sempatkanlah ke sini. Ini beneran surga belanja namanye! :D


Sampheng Road



 
Bayangin tuh ada motor di gang sempit dan rame kayak gitu. Hahaha


Sorenya, kami check out dari hotel. Oh ya, taksi yang ngantar kami dari hotel ke bandara itu sama dengan taksi yang nganter kami dari bandara ke hotel. Jadi, bapak sopir taksinya itu baiiiiiiiik banget ngasih kartu namanya ke kami dan bilang kalau dia akan senang hati nganter kami balik ke bandara. Hahaha. Lumeyen, to. Nggak usah susah-susah cari taksi gede lagi buat ke bandaranya. Oh dan di taksi itu, ibukku menemukan sesuatu yang akhirnya membuat heboh satu mobil –tapi udah nggak heboh lagi buatku karena aku udah tau sebelumnya.ww--. Nih.

 
Dilarang membuat polusi udara di dalam mobil. Hahaha


Oh iya, aku berutang cerita soal bandara Suvarnabhumi ya sama kalian. Oke. Karena pas hari pertama dateng udah tepar dan ngantuk, aku nggak memperhatikan detil arsitekturnya. Tapi begitu pas nyampek ke sana buat balik ke Jogja, aku kaget-sekagetkagetnya *lebay deh*.

Arsitektur bandara Suvarnabhumi = arsitektur bandara Incheon, Korea Selatan!

 
Ini bandara Suvarnabhumi, Thailand

 
Ini bandara Incheon

(dua gambar di atas ini hasil dari pencarian di mesin pencari Google)

Aku belum pernah ke Korea, sih. Tapi ibukku dan Bu Novi pernah ke sana dan bilang memang muirip buanget. Bahkan katanya bandara ini emang sengaja disamain sama Incheon! Gila ya Korean Wave di Thailand. Ckckck. Dan aku juga tahu bayangan arsitektur di dalamnya kayak gimana, soalnya yaaa di drama-drama Korea kan banyak yang syutingnya di Incheon. Dan aku juga pernah lihat video klip idol K-Pop generasi awal, Click-B, yang judulnya ‘Cowboy’. Mereka syutingnya di bandara Incheon. Dan kayaknya pas itu Incheon habis dibangun. 

 Lihat video klip 'Cowboy' Click-B di sini

Dan ini Click-B, buat yang nggak tahu. 


Sassuga, Kankoku!
Oke. Nggumunnya sampai di situ saja. Karena setelah itu, kami harus jalan –kira-kira tiga kilo ada ya—buat sampai ke gate-nya aja! Dan ketika perjalanan ke gatenya, kami ‘disuguhkan’ toko-toko mahal nan bermerek di kiri kanan. Macam emol saja deh!
-_-“

Pesawat kami akhirnya berangkat pukul 9 malem. Dan sampai di Jakarta pukul 1 pagi. Dan baru sampek Jogja sekitar pukul 8. Habis itu, nggak ada istirahat! Aku harus ke kampus buat ngurus yudisium-biar-nggak-harus-bayar-SPP-dan-BOP-lagi!!! Hari terakhir pula!
Tahu apa yang membuatku sangat berkesan dengan Bangkok? Bersih! Ya, meskipun ada di beberapa tempat yang kotor, tapi itu masih di ambang batas kewajaran. Tapi beneran deh. Terutama di tempat-tempat wisatanya, kalian nggak akan menemukan satu sampah pun di sana. Di setiap pojokan, pasti disediakan tempat sampah. Dan itu yang bikin para wisatawan betah berlama-lama di sana. Yuk ah Indonesia, jangan mau kalah! ^^

Baca sebelumnya: Bangkok (Part 3) - Day 3 (Pratunam dan Indra Square) 

Baca juga dong:
Bangkok (Part 1) - Day 1 dan Day 2 (Grand Palace)
Bangkok (Part 2) - Day 2 (Sleeping Buddha, Wat Arun, Platinum Fashion Shopping Mall)

ja ne...

Bangkok (Part 3)



Di postingan kali ini (baca sebelumnya di sini dan di sini), aku mau nulis tentang hari ketiga-ku di Bangkok. Sebenarnya, untuk singkatnya aja sih, yang ini lebih fokus sama belanja. wkwkwkwk. Sekalian aja deh buat referensi siapa tau kalian tertarik ke Bangkok dan pengen cari tempat belanja murah. Cekidot :3

Day 3 (29 Agustus 2012)
Karena di hari sebelumnya alias kemarin belum sempet belanja puas di Platinum, kami memutuskan lagi buat belanja di Pratunam dan di Indra Square. Kata temen ibukku yang ada di Bangkok, Indra Square lebih asik dan lebih murah daripada Platinum. Jadi capcuslah kami ke dua tempat itu sekaligus. Karena searah juga sih. Sebelumnya, aku udah cerita kan kalau Pratunam itu kayak kios, toko-toko, PKL di sepanjang jalan Malioboro. Di sana kita bisa nawar. Jangan takut karena nggak bisa bahasa Thailand. Bahasa Tarzan dan bahasa kalkulator biasa digunakan di sini. Hahaha.
Kami nggak kesulitan buat nyari lokasi Pratunam. Ya iyalah wong ya sebelumnya belanja di depannya kok. Yang susah itu nyari Indra Square. Karena ternyata kami nggak nyangka bakal sejauh itu (maksudnya awalnya dikira deket, gitu).
Seperti biasa, di dua tempat itu kami belanja super banyak sampai-sampai hampir nggak bisa bawa. Hahaha. Sempet kan kelaperan pas di Indra Square, dan susah cari makan halal, tapi akhirnya di sana ada foodcourt di lantai atas. Alhamdulillah ada yang jualan makanan halal :D.


Food court di Indra Square


Pratunam

Masih Pratunam



 
Thailand surganya buah! ^^

Ruwetnya kabel listrik di Bangkok. Tapi itu menarik!

 

 (to be continued...)

Sebelumnya: Bangkok (Part 2) - Day 2 (Sleeping Buddha, Wat Arun, Platinum Fashion Shopping Mall)

Baca juga dong: Bangkok (Part 1) - Day 1 & Day 2 (Grand Palace)

ja ne...

Kamis, 03 Januari 2013

Bangkok (Part 2)



Nah setelah postingan sebelumnya (lihat di sini) membahas tentang kedatanganku ke Bangkok di hari pertama dan hari kedua ke Grand Palace, kali ini mau bahas tentang kunjungan ke Sleeping Buddha (Wat Pho), Wat Arun, dan Platinum Fashion Shopping Mall --masih di hari kedua (28 Agustus 2012).

Sleeping Buddha (Wat Pho)


Kendi (?) tempat derma uang buat biksu



Sleeping Buddha ini lokasinya deket dari Grand Palace. Jalan kaki kira-kira dua puluh menit-an. Harus-super-ultra-wonderful-delicious-hati-hati kalau mau ke Sleeping Buddha. Kalau kalian ragu-ragu gimana cara ke Sleeping Buddha, tanya sama petugas di Grand Palace. Mereka akan senang hati ngasih tahu kalian. Awalnya kami mau naik tuk-tuk (kalau di Jakarta semacam bajaj gitu) ke sana. Tapi DILARANG KERAS sama petugas di Grand Palace. Mereka justru nyaranin kami untuk jalan kaki.

Kenapa?

Jadi ternyata gini ceritanya. Ada semacam kongkalikong bin tipu muslihat yang terkenal di antara para sopir (?) tuk-tuk di sekitar Grand Palace. Mereka akan nyegat kalian begitu keluar Grand Palace dan dengan ramah akan bertanya ke mana kalian akan pergi. Kalau kalian menjawab Wat Pho atau Sleeping Buddha, mereka akan bilang, "No no no, Madam. It still close now. It will be open at 1 p.m". Kalau udah gitu, JANGAN PERCAYA! Soalnya, sekalinya kita percaya, mereka akan terus membujuk kita untuk naik tuk-tuk mereka dan yak seperti yang sudah kita duga: membawa ke tempat-tempat belanja yang sebenarnya nggak mau kita datangi. Karena ternyata, mereka sudah kerja sama dengan banyak toko di sekitar sana untuk bisa mendatangkan pengunjung toko --ya penumpang tuk-tuk itu--. 

Lagipula, kalau kita jalan kaki, justru bisa lihat pemandangan di trotoar sepanjang jalan. Entah kenapa aku jadi inget Malioboro atau Pasar Klithikan. Hahaha. Soalnya apa-apa dijual. Bedanya, kalau di Malioboro atau Pasar Klithikan nggak ada yang terang-terangan jual togel, kan? Nah di sana ada. Dan banyak! Hahaha. Menarik!

Coba cari keanehan apa yang ada di foto ini ^^

Sampai di Sleeping Buddha, tuh kan beneran udah buka! Tiket masuknya lebih murah daripada Grand Palace dan free entry buat pelajar dan orang pribumi. Habis itu dapet gratis air mineral dingin pula! Ini nih yang perlu dicontoh sama pariwisata Indonesia. Hahaha. Sampai di sana ya nggak cuman orang berwisata aja sih, tapi juga banyak yang ibadah. Dan meskipun tempatnya nggak seheboh di Grand Palace, tapi masih tetap kece. Jadi, kan Buddha tidur itu ada di sebuah ruangan yang super-ultra-wonderful-delicious-luas. Sebelum masuk ke sana, kita harus wajib lepas sepatu, kalau nggak nanti dimarahin sama petugasnya. Terus, udah disediakan kantong sepatu yang nanti juga akan kita bawa keliling. Lagi-lagi aku inget kalau sholat atau jumatan di Masjid Istiqlal di Jakarta. Tapi kalau di Istiqlal kan pakai kresek biasanya, yang ini pakai tas kece. Sayangnya nggak boleh dibawa pulang. Hahaha. 

Ukuran Sleeping Buddha-nya nggak usah dideskripsikan lagi deh. Gedeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee. Dan biasanya nanti kalau udah masuk di sana, kita akan denger suara 'cring cring cring'. Nggak usah mikir aneh-aneh. Itu suara duit derma yang dimasukkin para pengunjung ke gentong (?) tanah liat milik para biksu. Jumlahnya ratusan. Tapi itu nggak wajib kok. Kalau mau masukkin, monggo. Nggak masukkin juga nggak papa.

Yang unik di Sleeping Buddha ini, saking detil bikinnya, sampek2 di jari kaki sang Buddha juga ada gambar sidik jarinya! Dan di telapak kakinya ada gambar-gambar yang entah apa itu. Saking ramenya nggak bisa lihat, booook.

Wat Arun

 

 


Wat Arun ini apa, ya? Emm... Candi? Yaa... gitu lah. Buat ke Wat Arun, kami nyebrang sungai! Pakai perahu. Asik! Bayarnya cuman nggak lebih dari 10.000 rupiah kalau dikurskan. Tapi sayangnya cuman bentar, 10 menit ada kali ya? Hahaha.

Di Wat Arun ini kami udah tepar setepar-teparnya. Jadinya begitu lihat candi yang tinggi semampai nan semlohai itu, kami udah males dan tak bergairah lagi buat naik ke atas. Hahahaha. Yang menarik di sini, ada penyedia jasa sewa kostum tradisional Thailand ala-ala bangsawan gitu. Murah. Cuman sekitar 60.000 rupiah kalau dikurs-kan. Asiknya, si penyedia kostum itu juga mau motretin turis yang pakai kostum itu. Pakai kamera kita, tentunya. Mereka pinter cari angle dan jadi pengarah gaya lho. Jangan salah.  Mereka akan mencarikan spot  yang bagus buat kita untuk foto-foto dengan latar belakang Wat Arun. 

 
 Begaya dulu bole lah :D
Jadi, kalau kecapekan sampai di Wat Arun, nggak usah memaksakan diri naik ke atas sana.  Serem, book. Tangganya semacam hampir 90 derajat. Haaaaaaaaaaaaaa…. Maaf ya nggak bisa cerita banyak di sini. Wkwkwk.

Platinum Fashion Shopping Mall
Sayangnya nggak ada foto di sini. Ada dua pusat perbelanjaan di Bangkok yang namanya kedengaran mirip dan lokasinya cuman hadap-hadapan: Platinum dan Pratunam. Kalau Platinum itu Mall. Tapi isinya fesyen-fesyen. Bagus-bagus dan harganya masih dibilang terjangkau lah. Kalau Pratunam itu isinya kios-kios di sepanjang jalan-seberang-Platinum. Kayak jalanan Malioboro gitulah. Juga nggak kalah murah.  Nah, cerita soal Pratunam nanti dulu. Hahaha. Sekarang cerita soal Platinum dulu. 
Setelah tepar seharian wara-wiri ke tempat-wisata-yang-harus-didatangi-di-Bangkok, malamnya kami belanja! Hahaha… Gila ya. Dapat energi dari mana itu. Wkwkwk. Ah biarlah. Yang penting belanja!!! Hahaha.
Di sini, kami nggak belanja banyak. Gegara ternyata semua mall, pusat perbelanjaan, atau sejenisnya yang ada di Bangkok itu tutup jam 9 malam. Ya ampyang. Amplaz aja tutup jam 10 -_-“. Kami emang berangkatnya malem sih. Jam 8-an gitu. Sedih deh cuma bentar di sana. Nggak bisa liat barang-barang bagus. -_____-“.
Serunya, di luar  emperan Platinum itu juga ada yang jualan. Bagus-bagus dan harganya murah. Sayangnya, waktu itu tiap malam di Bangkok hujan. Jadi, yang jual dan yang beli di depan itu pada empet-empetan. Hahaha.
 


(to be continued...)




ja ne...