Sabtu, 02 April 2011

Triple Combo *yeah*

Triple combo kayaknya cocok buat mendeskripsikan apa yang saya rasakan selama seminggu ini.
Judulnya sok-sok dihubung-hubungin sama game-game gitu deh, padahal sendirinya sama sekali nggak ngerti game. Hahaha.


Combo yang pertama, saya yakin teman-teman seangkatan saya banyak yang sudah merasakan:

PROPOSAL SKRIPSI
alias SKRIPSI BAB SATU.

Untuk yang satu ini, *silakan bilang saya lebay* saya (dan mungkin banyak yg lainnya juga) menghabiskan energi yg luar biasa banyaknya *lagi-lagi lebay* untuk membuat sebuah proposal skripsi yang bagus dan BERMUTU. Nah ini dia: BERMUTU. Sori ni ye kalo ke-sotoy-an saya kumat lagi. Saya sangat sangat sangat sangat sangat bersyukur ada ibu saya yang bisa membantu saya dalam mengerjakan proposal skripsi. Karena memang bikin karya tulis ilmiah itu salah satu bidang dari sekian banyak bidang yang dikuasai beliau. Tapi, di sinilah masalahnya: saya (dan teman-teman satu kelas saya) keliatan banget kalau belum siap menghadapi proposal skripsi. Jurusan saya memang tidak seperti jurusan ibu saya yang mahasiswa-mahasiswanya memang disiapkan untuk menulis makalah-makalah atau semacamnya; bagaimana nulis makalah yang benar, bagaimana bikin daftar pustaka yang benar, bagaimana penggunaan kata depan dan kata imbuhan, dan bla bla bla. Di jurusan saya nyaris lho nyaris tidak diajarkan seperti itu. Oleh karena itulah, ketika pertemuan pertama mata kuliah Seminar Skripsi, dosen pengampu langsung menyuruh kami untuk membuat proposal skripsi dalam waktu satu minggu. Nggak ada angin, nggak ada hujan. Kalau minggu depannya nggak dikumpulin, artinya bye bye alias mengulang Seminar Skripsi tahun depan. Idiiiih... Ogah banget gilak. Pun dengan penjelasan mengenai bentuk dan struktur proposal skripsi yang sangat sangat terbatas. Tak heran, ada perbedaan pemahaman antara saya dan dosen saya. Misalnya, ibu saya berkata tentang A dan karena ibu saya memang pakarnya, yo saya manut-manut aja. Tapi setelah dikonfirmasi ke dosen pengampu saya, ternyata beliau bilangnya B. Saya nggak tahu kenapa, tapi yang jelas itu membuat saya bingung. Mungkin lho mungkin karena beda jurusan, standarnya pun juga beda. Mungkin.

Dan akibat dari combo yang satu ini, saya kembali memakmurkan perpustakaan fakultas. Hahaha. Alhamdulillah, banyak referensi yang saya dapatkan: entah dari buku-buku koleksi atau dari skripsi-skripsi yang sudah ada sebelumnya. Dan untuk skripsi-skripsi, saya membuat satu kesimpulan yang sangat subjektif ditambah agak sarkastik dikali sinistik kuadrat *halah*: skripsi-skripsi dari jurusan saya bisa dibilang lebih tipis daripada jurusan lain. Subjektif banget ya? Hahaha. Tapi kata dosen saya sih, kuantitas jumlah halaman skripsi itu belum tentu menggambarkan kualitas skripsinya (yang saya balas dengan anggukan kepala).

Deadline revisi proposal skripsi yang udah fix se-fix-fixnya adalah hari Senin tanggal 11 April besok. Barengan sama mid semester. Semoga saya bisa mbikin proposal skripsi yang (setidaknya) bermutu bagi saya (dan ibu saya). Bukannya sok perfeksionis, tapi daripada bikin prop-si –singkatan dari proposal skripsi yang dibuat teman-teman saya yang menurut saya agak aneh—ecek-ecek pedehel kita bisa bikin yang bagus, kenapa enggak?

Combo yang kedua : dua dosen saya dari dua mata kuliah yang berbeda (Mengarang dan Percakapan) kompakan ngasih tugas buat mahasiswanya: bikin naskah pidato. Teman-teman saya curiga kalau dua sensee saya tersebut janjian. Errr nggak masalah sih sebenarnya, toh kata sensee saya naskah pidatonya boleh sama :D

Untuk yang ini, saya kasih satu setengah kick untuk Mengarang (Sakubun) dan satu setengah kick untuk Percakapan (Kaiwa). Jadinya, 3 kick = COMBO

*apasih* -_-“

Combo yang ketiga: ini yang paling menyakitkan: SARIAWAN. Sebenernya, saya lebih sering sariawan daripada orang lain, tapi yang ini beda. LEBIH sakit, LEBIH besar, dan di LIDAH. Saya lupa kenapa bisa kena sariawan ini, tapi yang jelas selama beberapa hari ini, saya nggak punya nafsu makan. Saya nggak bisa makan dengan normal. Dan semakin ke sini, sariawannya bertambah besar dan infeksi. Dan tadi malam, saya mengalami yang namanya panas dalam super hebat. Nggak ngenakin banget. Sampai saya nggak bisa tidur. Serius. Entah karena saya overdosis obat sariawan atau nyeri yang dihasilkan dari sariawannya itu menjalar ke mana-mana: tubuh lemes, sempoyongan, pusing, dll. Teman saya yang baik hati, Sarah, merekomendasikan jeruk purut yang dibagi dua terus ditetesi ke sariawannya. Sakit memang. Tapi katanya manjur. Adik kelas saya, Rini, lebih ekstrim lagi. Dia berkata bahwa kandungan vitamin C paling banyak ada di cabe, jadi oleskan cabe di sariawannya. Saya nggak berani soalnya saya punya maag -_-“. Beberapa teman saya dan tante saya merekomendasikan salah satu obat sariawan oles yang sering diiklanin di TV. Tapi, saya terlanjur ilfil dengan produk tersebut karena sifatnya yang multifungsi. *lho bukannya kalo multifungsi itu bagus ya?* Kalo multifungsinya selain untuk sariawan tapi juga bisa untuk membersihkan *ehem* *maaf* organ kewanitaan sih.... Chotto.... *silakan membayangkan setelah membersihkan organ kewanitaan, Anda memakai produk tersebut untuk mengobati sariawan Anda*. Murid saya yang berasal dari Singapura merekomendasikan garam untuk obat sariawan. Dan kemarin, iseng-iseng saya coba, daaaaan..... sakit sekali, saudara-saudara. Saya menggelinjang (?) seperti uler yang dikasih garam. Ibu saya yang sudah mengerti penderitaan saya, menyuruh saya ke dokter. Ke dokter untuk berobat sariawan? Kok nggak elit. Hahaha.

Tapi bener deh, Tuhan BARU ngasih sariawan di lidah, saya nggak bisa menikmati makanan berhari-hari. Ckckck... *istighfar*. Dan kalo ada quote “Lebih baik sariawan di lidah daripada patah hati”, sori dori mori stroberi, saya nggak setuju.

Entah kebetulan atau enggak, di majalah AURA edisi minggu ini (minggu ke-4 Maret 2011), dibahas tentang penyebab sariawan:

a. Defisiensi (kekurangan) vitamin B12 dan zat besi

b. Adanya infeksi virus dan bakteri. Selain itu, ada juga yang bilang kalau sariawan merupakan reaksi imunologik abnormal *nah loh apa itu* pada rongga mulut.

c. Stres. Stres yang dialami warga kota yang sibuk katanya juga ada hubungan timbulnya sariawan





ja ne...

Tidak ada komentar: