Kalau kata orang Jepang, mottainai. Percuma punya ponsel pintar kalau 'kepintarannya' tidak dimanfaatkan. Ironis. Gini lho ya. Bukankah fungsi utama ponsel adalah untuk berkomunikasi? Oh yeah, meskipun akhir-akhir ini fitur setiap ponsel semakin beragam dan semakin canggih. Tapi, jangan lupakan fungsi utamanya, ya, Nona-Nona Manis. Kalau tidak bisa membalas pesan singkat saya karena nggak ada pulsa, bukankah kita juga 'berteman' di berbagai jejaring sosial yang 'njelentrek' itu? Saya tahu Nona-Nona ini juga suka sekali daring, sama seperti saya, kan? Jangan dikira saya nggak tahu. Setelah saya mengabarkan apa yang akan saya lakukan kepada Nona-Nona sekalian melalui kicauan saya di Twitter, ada kicauan-kicauan lain dari Nona-Nona. Jadi, Nona-Nona ini sedang daring di saat saya mengabarkan hal tersebut. Ya, kan? Mustahal kalau Nona-Nona tidak membaca mensyen-an dari saya. Saya juga ngecek kata-kata saya di pesan-pesan saya, jangan-jangan ada yang salah. Tapi sepertinya tidak. Saya memakai kata-kata yang menurut saya sopan, jelas, meskipun bisa jadi terdengar tegas di bagian akhir. Tapi menurut saya itu tidak masalah. Jadi, alibi Nona-Nona kenapa tidak membalas kicauan maupun pesan singkat saya sudah runtuh semua. Maaf.
"Apa, sih Fia ini. Lebay deh. Cuman rencana doang, kan? Belum jadi kan eksekusinya?"
Iya. Tapi kan hellooooooo saya-butuh-kepastian, Nona Manis. Saya ini memikirkan perkataan Nona-Nona yang menyuruh saya cepat-cepat melakukan permintaan Nona-Nona. Deshou? Karena tidak cuma Nona-Nona saja yang terlibat di dalamnya. Tapi juga orang lain. Saya juga memikirkan ihwal rencana-rencana lain. Dan lagi-lagi, Nona-Nona. Tolong. Itu ponsel pintarnya Nona-Nona dipakai dengan semestinya ya. Jangan meremehkan pesan apapun. Mungkin bagi Nona-Nona pesan-pesan saya ini sepele dan nggak penting. Tapi tidak buat saya, Nona-Nona. Pesan itu penting. Karena saya butuh balasan dari Nona-Nona. Ugh. Butuh. Ternyata 'butuh' itu relatif ya. Kalau saya bilang saya butuh X, belum tentu orang lain juga butuh X di waktu yang sama. Mungkin intinya saya jangan egois gitu, ya. Eh tapi masa' iya dalam hal ini saya egois? Kalau saya egois, saya tidak mungkin dong mengabarkan hal-hal itu pada Nona-Nona?
Ah sudahlah. Saya nggak tanggung deh kalau nanti ada apa-apa.
Sepertinya keren juga kalau Nona-Nona kembali lagi ke zaman merpati pos. Unik, klasik, dan romantis lho. Ponsel pintarnya? Berikan saja pada saya :))
![]() |
Merpati Pos |
![]() |
Kembali ke zaman merpati pos :) |
ja ne...