Kamis, 07 Januari 2021

Antara Candaan Seksis dan Selera Humor

"Ih kamu pasti udah ga perawan ya, jalannya kok ngangkang. Hahahaha" "Itu mah bukan salah bunda mengandung. Tapi salah bapak ga pake sarung". "Aduh, Mbak, itu susunya kok keliatan. Jadi tumpah-tumpah deh..." (susu = payudara) Candaan-candaan seperti di atas, pasti ga asing di telinga kita. Atau minimal, mirip lah, sejenis. Sadar nggak sadar, candaan seperti di atas itu adalah candaan seksis loh. Aku yakin kalian yang baca ini pasti pernah mendengar apa itu candaan seksis. Candaan seksis ini bertujuan untuk merendahkan dan menghina kelompok gender tertentu. Sayangnya, sebagian masyarakat Indonesia masih belum aware mengenai dampak dari candaan seksis, bahkan masih tergolong 'menerima' candaan seksis sebagai sebuah guyonan belaka. Padahal ni ye.... candaan seksis ini bisa buat dampak yang cukup berbahaya lho. Ga percaya? Candaan seksis yang terus menerus dimaklumkan, juga bisa berbanding lurus dengan budaya pelecehan seksual! Pelecehan seksual akan menjadi hal yang biasa kalau masyarakat juga masih menganggap candaan seksis adalah hal biasa. Jika hal itu tetap dibiarkan, ya rape culture akan tetap dipandang sebelah mata, ga dianggap serius. Victim blaming tetap melenggang bebas dan korban akan kesulitan mendapat hak-haknya. Kok serem ya efeknya? Padahal 'cuman becanda' aja. Iya. Makanya karena efeknya bisa kayak domino begini, aku mewajibkan (wajib ye wkwk) kalian yang membaca ini untuk belajar bahwa candaan seksis itu harus banget dihindari. Kalau perlu dibuang jauh-jauh deh budaya bercanda seksis. "Fia ngomong begini sih bilang aja selera humornya kaku" Hey hey..... Ga setuju dengan candaan seksis sungguh ga ada hubungannya dengan selera humor. Kalau kamu kenal aku dengan baik, kamu akan tahu bahwa aku bisa dengan mudah ketawa meski guyonannya garing dan hobi nge-share meme-meme receh. Ibuku bahkan sering bilang, "Fia ini ada angin lewat aja ketawa" karena saking ga bisa terkontrolnya ketawa aku. Tapi, aku ga bisa tertawa kalau mendengar ada candaan seksis, meskipun satu ruangan dan semua orang tertawa terbahak-bahak. Aku akan diam dan pasang wajah ga suka. Aku ga tahu lucunya di mana dan aku juga ga ngerasa itu hal yang lucu. Candaan seksis bukanlah masalah selera humor. Ini adalah masalah kamu sudah teredukasi dengan baik atau belum masalah gender. Jika kita bisa belajar untuk ga merendahkan kelompok gender lain, aku pikir kita bisa kok terbebas dari asal nyablak candaan seksis itu.

Tidak ada komentar: