Selasa, 15 September 2009

Upin dan Ipin

Saya (mungkin) adalah salah satu dari sedikit orang Indonesia yang nggak peduli dengan konfrontasi Indonesia-Malaysia (nggak penting! Wong kita satu rumpun, kok. Kesamaan budaya pasti juga ada. Nasionalisme kok lagi dikoar-koar sekarang. Aneh). Sebenernya nggak ada hubungannya sama postingan kali ini. Hahaha.

Saya dan keluarga (termasuk bapak) lagi suka nonton serial Upin dan Ipin; sebuah kartun animasi 3D dari Malaysia yang keren banget (dari segi kualitas gambar), lucu banget (dari segi cerita), dan Malaysia banget (ya iyalah). Di Indonesia, Upin dan Ipin disiarin di TPI. Kalo di Malaysia di TV9.

Ceritanya, ya cerita anak-anak. Dua saudara kembar, Upin dan Ipin yang yatim-piatu dan diasuh oleh nenek (Opah) dan kakak perempuannya yang galak (Kak Ros). Mereka usil, pinter, suka menolong, yah pokoke khas anak-anak sekali lah. Mereka juga punya teman-teman yang lucu-lucu. Ada Mei Mei, Melayu-Chinese, yang pinter, baik, sok menggurui. Ada Jarjit, India-Melayu yang hobi main pantun 'Dua-Tiga'. Ada Mail yang mata duitan. Ada Ehsan yang kaya, agak sombong, dan nakal. Ada Fizi yang juga agak nakal.

Bagusnya, serial ini nggak didubbing ke Bahasa Indonesia. Tapi Bahasa Melayu. Tambah ngakak deh jadinya. Beberapa dari dubber tokoh-tokoh di dalamnya (Upin-Ipin, Mail, Ehsan) adalah anak-anak. Jadi orisinalitas cerita anak-anaknya makin terjaga.

Lima bintang deh buat serial ini! Nggak peduli walaupun durasinya cuma 5 menitan (10 menit kalo di TPI). Beberapa ceritanya agak lebay sih, sok slow motion gitu, tapi malah lucu. Hahaha.

Ternyata, temen-temen saya juga banyak yang suka. Malah sekarang saya dan beberapa kawan kuliah saya sering sok-sokan pake bahasa Melayu. Bahkan di antaranya ada yg manggil saya Kak Ros. Mirip dari mananya coba saya sama Kak Ros? Sama-sama jilbaban dan galak kali ya. Hahahaha.

Tidak ada komentar: