Jumat, 19 Oktober 2012

Amazing July :)

 Hai.

Aku lupa menceritakanmu sesuatu. Sesuatu yang penting. Tapi, sesuatu ini sempat terlupakan untuk kuceritakan di sini. Jadinya, tulisanku yang ini, sebenarnya sudah kutulis sejak bulan Juli. Tetapi hanya tersimpan di post list sebagai salah satu dari sekian banyak draft yang menumpuk di blogku. Hahaha.

Dari dua belas bulan yang ada di tahun ini --semoga tidak berubah--, aku akan terus mengingat Juli 2012 sebagai bulan yang luar biasa. Pokoknya, bulan ini benar-benar bulan yang istimewa buatku. Meskipun pada awalnya, aku berpikir, aku 'hanya' akan menghabiskan bulan Juli-ku tahun ini untuk puasa dan KKN saja.

Tidak. Ternyata tidak juga.

Ada satu hal lagi yang sangat istimewa di bulan ini. Jadi kupikir, sah-sah saja jika aku akan mengingat bulan ini untuk jangka waktu yang lama.

 Aku bingung harus cerita dari mana. Hahaha. Karena semuanya seperti berjalan sangat cepat. Sangat cepat sampai-sampai ketika hari-hari itu berakhir, aku cuman bisa tertegun, "Ha?"

Baiklah. Mungkin ceritaku akan aku mulai dari tanggal 5 Juli 2012. Hari Kamis. Tak ada yang istimewa di hari itu. Awalnya. Selain --yang jelas-- aku sedang ribet mempersiapkan perlengkapan KKNku (ya, penerjunan KKNku adalah tanggal 7 Juli), yang entah mengapa itu sangat membosankan dan membuatku sangaaaaaat malas.

Hari itu, siang. Aku dan teman-temanku sedang duduk malas-malasan di Kansas --Kantin Sastra-- FIB UGM. Aku lupa apa yang sedang kami bicarakan. Hingga akhirnya aku tersadar bahwa ada SMS yang masuk ke HPku. SMS itu membuatku panik setengah mati. Syok. Tak usah kau bayangkan bagaimana ekspresiku saat itu. Dan karena SMS itulah aku lari ke kantor jurusan. Menemui dosen pembimbing skripsiku. Ya, Beliaulah yang mengirim SMS itu. Intinya, Beliau dan tim pengujiku memberiku pilihan: pendadaran tanggal 10 Juli atau setelah tanggal 23 Juli. Hah! Pendadaran? Sungguh, di saat-saat krusial seperti ini?? Di saat aku sedang luar biasa malas, bahkan hanya untuk memikirkan KKN saja?? Pilihan yang sulit, pikirku. Aku diam lamaaaaa sekali sambil mengeluarkan ciri khasku --cengengesan-- di depan tim pengujiku. Akhirnya, setelah pertimbangan ini-itu, aku memutuskan untuk memilih tanggal 10 Juli sebagai hari pertanggungjawaban-sesuatu-yang-sudah-aku-tulis-selama-setahun-ini.

Syok.

Kaget.
 
"Gile lu, Fi! Persiapan KKN aja belum selesai, apalagi persiapan pendadaran?"
"Eh eloh yakin mau izin di minggu-minggu awal KKN?"
"Sempet nggak ya latihan dulu?"

Ketakutan-ketakutan itu berputar-putar di kepalaku sesaat setelah aku menjawab, "Oke, sensee. Saya mau pendadaran tanggal 10 Juli". Aku melangkah gontai dan kembali ke Kansas. Di sana banyak temanku. Mereka heran dengan perubahan raut wajahku yang begitu drastis. Dan begitu aku menceritakan apa yang baru saja aku alami, mereka langsung menyelamatiku dan menyemangatiku.

Mati aku.

Seharusnya aku tidak boleh mengatakan itu. Seharusnya aku bersyukur ada mereka yang gembira mendengar informasi ini. Tapi, ini...ini...ini terlalu cepat.

"Ah biyasa wae, Fi. Justru kamu akan sangaaaaaaat keren karena kamu bisa pendadaran di saat kamu KKN!"

Kata-kata itu begitu saja masuk ke dalam pikiranku. Ya ampun, bodohnya aku. Jarang-jarang ada mahasiswa yang pendadaran di tengah-tengah KKN. Untung aku KKN di Magelang, bukan di Papua.

Tapi, ketakutanku yang lain tiba-tiba muncul.

Aku teringat dengan kelompok KKN-ku. Sudah dari sananya jika aku terstruktur sebagai manusia yang kadang-kadang merasa nggak enakan dengan orang lain. Aku nggak enak dengan teman-teman KKNku yang baru beberapa hari penerjunan, harus ditinggal seorang anggotanya untuk pendadaran. Aku takut mereka tidak akan mengizinkanku pergi. Ketakutan ini kusampaikan pada ibuku. Dan ibuku bilang, "Sudahlah. Mereka akan paham dengan posisimu, kok".
Tapi, ketakutanku itu tidak terjadi. Kormanitku yang super baik hati, Bang Fu, mengizinkanku pergi! Yey! Tidak hanya Bang Fu, tetapi juga Kormasitku, Ical dan teman-teman sub-unitku: Ita, Imey, Mbak Hae, dan Zuli juga memperbolehkanku izin! Justru mereka yang sangaaaaaaaat cerewet menyuruhku belajar dan malah tidak memperbolehkanku ikut rapat-rapat dan lain sebagainya. Hahahaha... Itu lucu sekali.

Sehari sebelum pendadaran, aku memutuskan untuk izin pulang. Terdengar konyol sih, tapi bagaimana lagi. Ujianku pagi, jam 9. Kalau aku memaksa tetap tinggal di pondokan KKN dan tidak pulang, justru aku akan repot sendiri. Bangunpagipagidandanpagipagimakanpagipaginunggujemputanbapakkalojemputannyalamasamaajabikin-
akutambahgelisahbelumlaginantidijalanjugalamabelumkalaumacet.
Ribet to?
Nah, akhirnya aku pulang tanggal 9 siang. Itupun aku masih sempat ikut upacara penerimaan mahasiswa KKN di kantor kecamatan. Dan itu pun sebenernya aku malah nggak dibolehin ikut sama kormanitku dan teman-temanku. "Udah, Fi. Pulang aja", gitu katanya. Tapi, masalah muncul lagi! Aku belum tahu ruangannya di mana!!! Konyoooooool.... Aku telpon sekretaris administrasi jurusanku, nggak diangkat. Matek. Masa' besok pagi-pagi sebelum pendadaran aku musti tanya ke jurusan dulu. Tengsin dong ah. Trus aku SMS Awang, seniorku yang DPSnya sama denganku. Ternyata dia nggak di kampus. Dia malah mau nyoba tanyain ke pacarnya yang lagi di kampus. Ah lamak! Ya sutralah. Jalan terakhir --bukan terakhir juga sih--, telpon Sarah. Sarah ngetawain aku. Ya iyalah. Besoknya pendadaran, tapi belum tahu ruangannya di mana. Ya uding, akhirnya si Sarah ngasih tau aku dan mungkin sambil ngomong di dalem hati, "Piye to Fia ki. Cen rak jelas".

Malam sebelum pendadaran.
Aku menangis. Serius. Aku merasa benar-benar-benar belum siap. Belum pernah aku segrogi ini sebelumnya. Aku sering tampil di depan umum, berbicara di depan banyak orang, tapi 'hanya' presentasi di depan tiga orang dosen saja, aku menangis sebelumnya. Parahparahparahparah. Ibuku mencoba menenangkanku. Tetapi, justru malah sedikit menakutiku karena ibuku juga cerita tentang mahasiswanya yang pas pendadaran grogi amat sangat. -_-". Dan setelah lama kemudian, akhirnya aku tenang. Tapi tetep saja di dalam pikiranku, ada banyak hal yang berkecamuk:
Aku nyesel pendadaran pas KKN.
Kenapa aku masukin skripsi ke tim pembacanya lama ya? Harusnya bisa dari dulu-dulu.
Tau gini, KKN tahun lalu aja.

Ya, semacam penyesalan-penyesalan yang sebenernya nggak penting karena seharusnya itu semua bisa diatasi kalau aku tidak malas dan nggak gampang mutungan karena hal-hal kecil.

Hari pendadaran.
Ternyata ibuku juga nguji mahasiswa yang pendadaran hari itu. Pagi-pagi aku sudah dandan dan bersiap-siap. Ibuku bahkan sudah waza-waza membelikanku kemeja putih kece dan rok hitam untuk kupakai. Grogi masih lha, ya. Tapi untungnyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauntungnyauntungnyauntungnya ada Sarah, Pijar, Dista, dan Arum yang menemaniku dan membantuku menyiapkan semuanya. Mereka berempat berhasil membuatku terus tertawa dan sedikit demi sedikit, kegelisahanku tentang pendadaran menjadi hilang. Mucho mucho mucho gracias, mi amigos! :'). Sayangnya, nggak sempet foto-foto :(.






Pendadaranku dibagi tiga sesi. Sesi pertama, presentasi. (untungnya) Pakai bahasa Indonesia. Waktunya dibatasi 10 menit (mak jiaaang!). Sesi kedua, tanya jawab. Tanya jawab ini spesial soalnya memakai bahasa Jepang juga. Sesi ketiga, aku diminta keluar dan para penguji akan rapat untuk menentukan nilaiku.
Sewaktu pendadaran, aku memilih duduk ketika presentasi. Sebenernya, aku nggak suka duduk kalau harus presentasi. Tapi kali ini, aku tahu kalau aku berdiri, aku akan terlihat sangat grogi. Jadinya, aku memilih duduk. Presentasiku sedikit panjang, mungkin lebih dari 10 menit. Tapi, alhamdulillah lancar.
Nah, ini dia. Sesi tanya jawab. Oh mi gawd! Sebagian besar jawaban yang kupersiapkan, nggak dipakai semua! Para pengujiku ngasih pertanyaan yang nggak kuprediksi. Olalala... Jawabanku pun bisa ditebak: muter-muter dan nggak yakin. Hahaha. Apalagi ketika salah satu pengujiku mengotak-atik abstraksiku yang bahasa Jepang dan menanyaiku dengan bahasa Jepang. Matek aku.
Pokoknya, sesi tanya jawabku ancur-ancuran.
Nah, sesi selanjutnya ini yang justru paling deg-degan. Aku diminta keluar sebentar supaya tim pengujiku bisa mendebatkan nilai yang pantas untukku. Aku keluar dan di luar ruangan sudah ada Lastri juga yang menungguiku :'). Aku dan teman-temanku yang menemaniku, ngobrol ngalur ngidul tentang pendadaranku. Fiyuuuuh... Sekali lagi, untung ada mereka :').




Beberapa menit kemudian, aku diminta masuk lagi ke ruangan. Dan diminta duduk. Sekarang suasananya sedikit santay pakek y. Dan terjadilah percakapan ini antara aku dan para sensee:

Sensee (S): "Gimana tadi, Fia? Hehehe"
Aku (A): "Grogi banget, sensee".
S: "Menurut Fia, tadi kekurangan Fia apa?"
A: "Waktu tanya jawab, Sensee. Jawaban saya muter-muter".
S: *sambil senyam senyum seakan mengiyakan jawabanku* "Oh gitu... Terus Fia maunya dikasih nilai berapa?"
A: *waaaiki, batinku* "Mmmm... AAAApa adanyalah, Sensee.." *sengaja kasih penekanan di huruf A sambil nggak berhenti cengengesan*
S: "Beneran, nih. Apa adanya? Saya kasih apa adanya lho. Hehehe..."
A: "Bukan apa adanya, Sensee. Tapi AAAApa adanya. Hehehe..."
S: *sambil kasih kertas* "Nah ini nilaimu, silakan diliat".
A: "Alhamdulillah.... Hehehe"
S: "Lha tadi katanya mau apa adanya... Saya ubah ya nilai kamu. Hahaha"
A: "Wah ya jangan, Sensee. Hehehe..."

Hahaha... Sumpah nggak penting banget. Hahaha... Setelah itu sensee-ku bacain nilai keseluruhanku. Dari presentasi, sikap, tanya jawab, dsb. Tapi aku nggak dengerin. Hahaha. Soalnya saking senengnya akhirnya aku bisa kelar pendadaran dan dapat nilai AAAApa adanya. Hahaha... Dan alhamdulillah, revisiku nggak sebanyak yang kukira. Bayangan tentang pendadaran yang dibantai sama penguji, musnah sudah. Semuanya baik :).

Sayangnya, waktu itu aku belum resmi jadi S.S. (Sarjana Sastra). KKN-ku baru saja mulai. Uuuuuu... Sorenya, aku langsung pulang ke pondokan KKN. Semuanya menyambutku dan menyalamiku. Makasih semuanya :'). Tapiiiiiii.... Masa euforia pendadaranku pun habis hari itu juga. Soalnya, masih ada tanggungan bikin Laporan Rencana Kerja dan bikin program-program KKN. Revisiku pun baru sempat kukumpulkan dua minggu setelah pendadaran. Dan setelah itu, ada banyak keribetan lain mengenai pengurusan pasca-pendadaran --dan sebenernya mungkin bisa nggak seribet itu kalau aku stand by di Jogja--.

Dan percayalah, aku sangat tidak merekomendasikan pendadaran ketika KKN. Kalau mau, pendadaranlah sebelum atau setelah KKN. Kau akan mengalami banyak keribetan nantinya. Hahaha...


spesial trims untuk:
Tim pengujiku (Stedi sensee, Mbak Dian, dan DPSku yang paling cantik, Wiwik sensee
Adekku dan ibuku yang membantu ngurus2in semuanya dari ngubah skripsi ke bentuk PDF, ngurus bebas perpus, jilid skripsi, dsb. Muahkasih :D



ja ne...

3 komentar:

Nurvirta Monarizqa mengatakan...

Aaaak ikut seneng fiaaaaa :")

pijar mengatakan...

Dan jangan KKN saat lg ngurus administrasi beasiswa. Dijamin bikin jantung copot dan kantong jebol apalagi klo KKN nya jauh =="

Anonim mengatakan...

halo mb fia, salam kenal:)

postingan ini bener2 ngebantu saya yg sudh kls 12 SMA ini. Kbetulan bbrp wktu trakir saya kepikiran buat ambil sastra jepang (pdhl saya anak ipa -___-") .

emm, lain waktu sya boleh tanya2 ttg sastra jepang UGM? :)