Kamis, 17 Juli 2014

The Confusing Teens

Hai, apa kabar?
Lama tak jumpa ya. Akhir-akhir ini, saya malas ke warnet karena warnet langganan saya selalu penuh di siang hari. Sedangkan, sejak bulan puasa ini, saya selalu bangun siang. Walhasil, koleksi Running Man saya masih mentok di episode-episode yang itu-itu saja. Tapi untungnya beberapa waktu yang lalu, kawan saya membawa kabar gembira pada saya (please, please, please jangan dikait-kaitkan dengan 'manggis'), kalau dia membawakan file penuh berisi serial 'Hormones: The Confusing Teens'. Saya yakin, kalian sudah kenal sama serial Thailand ini dari Kompas TV karena serial ini pernah diputar di sana beberapa waktu yang lalu.

Ki-ka: Tar, Phoo, Dow, Toei, Win, Kwan, Sprite, Mhog, dan Phai 
Serial ini adalah serial dengan tokoh utama yang banyak sekali, 9 orang. Setiap episode, serial ini punya tokoh utama sendiri, tapi tokoh-tokoh yang lain juga dimunculkan, meski porsinya nggak banyak. Menceritakan kehidupan remaja Thailand yang benar-benar njelimet dan memusingkan (mangkanya judulnya 'The Confusing Teens'!). Mulai kehidupan sekolah, percintaan, masalah keluarga, cita-cita, dan pergaulan. Yang saya sukai di serial ini adalah tidak ada tokoh yang benar-benar suci dan jahat. Semuanya abu-abu. Mereka bersembilan ini masing-masing punya masalah sendiri-sendiri, punya --meminjam istilah anak kekinian-- kegalauan sendiri-sendiri. Namanya juga anak remaja. Darah muda, kalau kata Bang Haji Rhoma Irama.

Sebenarnya saya nggak berhak menilai apakah serial ini benar-benar menunjukkan keterwakilan anak muda Thailand saat ini. Karena saya nggak ngerti apa-apa soal Thailand, kecuali buahnya yang enak-enak dan tempatnya yang asik-asik.Tapi secara umum, serial ini menunjukkan bahwa dinamika remaja ya bisa jadi memang seperti itu adanya, meski menurut saya 'Hormones The Series' ini menggambarkannya terlalu gamblang dan detil (hahaha). Hang out sama temen, nggosip, ngecengin gebetan, ngelabrak-ngelabrak, berontak sama ortu dan guru, nyoba-nyoba ngerokok atau seks bebas, dan masih banyak lagi. Mungkin, bisa jadi, kreator Hormones The Series ini ingin menghidupkan anak muda Thailand melalui serial ini, melalui wajah-wajah macam Win, Kwan, Sprite, Phai, Mhog, Tar, Phoo, Dow, dan Toei. Meski --sekali lagi-- saya nggak bisa menilai tentang keterwakilan anak muda Thailand di serial ini, tapi bisa dilihat dari sambutan penonton Thailand yang sangat luar biasa. Penggemarnya banyak sekali. Dan kalau itu dijadikan tolok ukur keterwakilan anak muda, ya bisa jadi. Bisa jadi. Ya, bisa jadi.

Banyak pesan yang bisa dipetik dari serial ini. Bahwa lingkungan, terutama keluarga, punya peranan yang sangat vital terhadap perkembangan karakter remaja. Pergaulan juga memberikan andil besar terhadap masa depan remaja; salah gaul bisa hancur masa depan kita. Serial ini juga memperlihatkan bahwa remaja sebenarnya sangat kritis terhadap persoalan sekelilingnya, tapi mereka tidak punya wadah untuk mengeluarkan uneg-unegnya karena orang dewasa terus-terusan memerintah mereka untuk menjadi anak baik, pintar, dan sebagainya tanpa memikirkan apa yang diinginkan dan dirasakan para remaja tersebut. Melalui Hormones The Series ini, sang kreator rupanya ingin menyampaikan bahwa remaja seharusnya dibimbing, diarahkan, bukan hanya diperintah tanpa tahu mengapa mereka harus melakukan itu.

Bisa jadi sebenarnya di Thailand --tidak, tidak, mungkin juga di seluruh dunia-- ada anak macam Win yang populer (dan sadar kalau dia populer), tapi sebenarnya dipenuhi keraguan, rasa bersalah, dan masih bingung menentukan arah hidupnya (tsaah), jadinya menclok sana, menclok sini; atau Kwan, si gadis sempurna yang sebenarnya melakukan hal-hal baik karena 'tuntutan peran' dan merasa tertekan dengan label 'sempurna' yang dilekatkan padanya; atau Mhog, fotografer yang pendiam (dan terlalu pendiam) dan punya dunia sendiri yang sulit dimasuki orang lain; atau Phai, si tukang tawuran, dicap anak bandel dan pembawa masalah, tapi sebenarnya dia sangat setia kawan dan tulus dalam berkawan; atau Sprite, yang terlanjur dicap slut (duh) oleh teman-temannya, tapi sebenarnya dia adalah gadis baik yang kesepian; atau Toei, gadis super cantik yang pinter bergaul dan super ceria (tapi tukang PHP. Haha), lalu hanya karena teman cowoknya banyak dan dia sangat cantik, terus jadi bulan-bulanan teman-teman ceweknya yang tidak menyukainya; atau Tar, si tukang telat yang kadang keberadaannya antara ada dan tiada (maksudnya, banyak yang nggak ngeh siapa dia), tapi akhirnya dia jadi gitaris band sekolahnya yang terkenal; atau Phoo, pemain marching band sekolah, super tampan, digandrungi para gadis di sekolah, tapi siapa sangka dia sendiri bingung dengan orientasi seksualnya; atau Dow, si polos, blogger yang terkenal di sekolahnya, ceria, labil, dan heboh, tapi cara pakai sendok garpu saja masih didikte orang tuanya.  

Ya itulah Hormones The Series alias Hormones: The Confusing Teens dengan jalan cerita yang sebenarnya sederhana, mengambil sasaran kehidupan remaja yang penuh lika-liku. Hahahaha. Dengan penyampaian cerita yang luar biasa, nggak heran kalau serial ini dijadikan panutan oleh remaja, para orang tua yang punya anak remaja, dan guru-guru sekolah karena memberi banyak pelajaran berharga.

Penasaran? Sila ditonton. Season 2-nya sudah mengudara di Thailand sejak 12 Juli kemarin. Hahahaha

ja ne...

Tidak ada komentar: