Kamis, 03 Juli 2014

Cabe-cabean = Semacam Cabe (?) (Habis Diupdate!)

Halo, Mblo. Piye malam minggumu? Isih penak jamanku to?
Oke. Kali ini guweh akan bercerita tentang pekerjaan baru guweh. Terhitung sejak Maret tahun ini, guweh dimintai bantuan untuk mengajar kelas bahasa Indonesia di sebuah universitas swasta di Jogja. Ya. Asisten dosen bahasa Indonesia, lebih tepatnya. Dan menurut guweh, pekerjaan ini cocok banget buat guweh. Iyalah, jelas. Guweh adalah lulusan jurusan.... Sastra Jepang! Ha-ha-ha. Guweh sadar sesadar-sadarnya dalam menerima pekerjaan ini. Sadar karena kemampuan bahasa Jepang guweh masih terbatas "Haik! Isaku iki sakukurata shinji kagawa nobita doraemon suneo shizuka shinchan sayonara aishiteru kokorono tomo!". Dan karena pengalaman guweh yang hobinya nyalah-nyalahin bahasa Indonesia di skripsi atau tesis atau disertasi orang (baca: proofreader. Apa itu proofreader? Googling sono! Usaha dikit dong. Haha), guweh akhirnya direkomendasikan buat jadi asisten dosen bahasa Indonesia *kibas-kibas rambut* *nyebar ketombe*.

Di kampus itu, guweh ngajar dua kali seminggu: Senin dan Rabu. Menariknya, kelas yang guweh ampu adalah kelas khususon karyawan. Tahu kan maksudnya? Iya, kelas malam. Jadi guweh kalau ngajar mepet-mepet magrib gitu. Dan 98% mahasiswa guweh usianya jauh di atas guweh. Lumayanlah, guweh jadi kelihatan muda di sana *kibas-kibas jenggot*. Nah, karena guweh newbie di bidang ngajar-ngajar bahasa Indonesia, guweh berusaha semaksimal mungkin mengeluarkan aura kecantikan, kesopanan, kebaikan, kesantunan, dan keimutan guweh, di samping guweh juga harus bikinmateribikinlatihanbikinpowerpointbikinmibikintelordanlamalamabikinemosiorang.

Kelas guweh nyante, Mblo! Serius! Guweh nggak memberlakukan batasan waktu keterlambatan karena guweh juga sering telat karena guweh tahu semua mahasiswa guweh sudah bekerja dan mungkin untuk izin kuliah sama atasannya kurang fleksibel. Jadi, guweh mengizinkan mahasiswa guweh datang lima menit sebelum kuliah diakhiri atau bahkan ketika guweh bilang "Yak, kuliah hari ini saya akhiri" ada mahasiwa yang dengan gaya unyu dan innocent baru masuk ke kelas guweh, tetep guweh persilakan do'i untuk tanda tangan presensi.

Enak, kan? Makanya, rekomendasikan guweh sebagai calon dosen di kampus kamu.

Oke, kebaikan guweh nggak berhenti sampai situ. Nggak ada batasan waktu telat? Ah, kurang! Guweh tambahin deh, ya: kuliah baru guweh mulai 15 menit dari jadwal yang seharusnya! Gila! Kurang baik apa guweh! Iya, sih itu juga karena belum ada mahasiswa yang dateng. Ihiks. *nangis di pojokan* *dipukpuk Cristiano Ronaldo*

Hmmm batasan waktu telat nggak ada dan mulai perkuliahannya agak mundur dari jadwal yang seharusnya? Tenang, Mblo. Tenang! Itu masih belum seberapa! Khusus semester ini, guweh kasih promo spesial! UTS mata kuliah guweh...... OPEN BOOK! Mana ada di jagat raya ini dan di Indonesia Raya Merdeka-Merdeka ini ada dosen atau guru bahasa Indonesia yang ngasih ujian tengah semesternya boleh buka buku? Boleh percaya boleh tidak! Makanya, pesan sekarang! Dengan cicilan bunga 0%, Senin harga naik!

Nah, tanpa bermaksud membeda-bedakan antara kelas di hari Senin dan Rabu, guweh ngerasa enjoy kalau ngajar hari Rabu karena mahasiswanya sedikit, nggak sebanyak hari Senin yang nyampe ratusan (serius! Itu kelas bukan tipe tempat duduk bioskop yang berundak-undak (?), tapi memanjaaaaaaaaang ke belakaaaaaang kayak kereta api. Untung di kelas hari Senin itu ada microphone. Apesnya kalau microphone-nya mati, guweh harus teriak-teriak di kelas kayak orang yang habis kehilangan jemuran). Biasanya ke-absurd-an guweh dimulai di kelas hari Rabu ini. Dan bak gayung bersambut, mahasiswa guweh jadi ikut-ikutan absurd. Mahasiswa absurd, asisten dosen absurd. Macam yang kayak gini:

Guweh baru aja ngasih latihan tentang EYD dan waktu pembahasan, entah siapa yang mulai, ada banyak bisikan tentang kata 'gandum-ganduman' yang guweh tulis di power point. Ada yang ngetawain kata itu, ada yang malah jadi galau, dan ada juga yang terbengong-bengong. Sampai akhirnya, ada mahasiswa yang tanya ke guweh:

Mahasiswa A: "Mbak, gandum-ganduman itu apa sih?"
Aku: "Hmmm... Mungkin semacam atau yang sejenis gandum ya"
Mahasiswa satu kelas: *kompak* "Ooooh....."
Mahasiswa B: "Nah, kalau cabe-cabean, Mbak?"

Hmmppffft. Guweh udah menduga akan ada pertanyaan semacam ini. Sekelas tertawa.

Aku: "Kalau pakai analogi saya tadi, cabe-cabean berarti......"
Mahasiswa satu kelas: *kompak* "SEJENIS CABE!!!"

Sekelas tertawa lagi.

Aku: "Nah, itu pinter. Kalau terong-terongan?"
Mahasiswa satu kelas: *kompak* "SEJENIS TERONG!!!"
Aku: "Bagus, kalian lulus mata kuliah saya! Hahaha"

Di sini guweh nggak nyesatin mereka, kan? Guweh bener, kan? Sekarang kalau pakai analogi bahwa gandum-ganduman adalah semacam atau jenis-jenis gandum, berarti cabe-cabean juga bisa didefinisikan sebagai semacam/ sejenis/ macam-macam cabe, kan? Begitu pula sama terong-terongan.
Ini yang setres antara mahasiswanya atau asisten dosennya atau malah dua-duanya. Hahahaha. Betewe, guweh tau kok maknanya 'cabe-cabean' dan 'terong-terongan'. Semacam atau sejenis cabe dan terong, kan?
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA.

ja ne...

Tidak ada komentar: