Jumat, 29 Juni 2012

Kisah Anak Manja dan Zona Nyamannya

Jika dipikir-pikir, aku hampir tidak pernah keluar dari zona nyamanku.

Aku belum pernah ngekos, aku belum pernah sekolah di luar negeri, di rumahku aku dilayani dengan sangat baik bak ratu, pekerjaan-pekerjaan yang aku tekuni hampir seluruhnya adalah bidang yang kusukai serta berhubungan dengan bidang ilmuku, dan lingkungan-lingkunganku yang sekarang yaaa lingkungan-lingkungan yang telah kukenal lama dan baik. Taruhlah Sastra Jepang, HIMAJE, INCULS. Ya hanya itu-itu saja.

Tapi tiba-tiba aku harus keluar dari zona nyamanku itu.

Terlalu lebay sih kalau aku bilang 'tiba-tiba'. Hanya saja aku nggak sadar kalau ternyata seminggu lagi aku harus ninggalin zona nyamanku. Cuman sebentar sih. Cuman lima minggu.

KKN, KKN, KKN.

Ada kalanya aku bersyukur bahwa lokasi KKNku nggak begitu jauh dari Jogja: hanya di Magelang. Tempatnya strategis. Dekat dari mana-mana. Dan yang jelas nggak kesulitan mencari air bersih. Aku sudah mengenal teman-teman KKNku dengan baik. Seharusnya aku bersyukur.

Tapi, entah kenapa, rasa agak nggak rela dan cenderung ke arah malas, tiba-tiba datang sejak tiga minggu yang lalu. Ini bukan pertama kalinya aku merasakan kayak gini. Enam tahun lalu, aku ikut kegiatan semacam KKN di SMA. Dan di hari keberangkatan pun, aku masih merasa malas dan sedikit menyesal kenapa aku ikutan kegiatan ini.

Meskipun begitu, aku tahu rasa semacam ini cuman datang sebentar. Teman-temanku juga sudah 'menghiburku' begitu. Dan justru, secara pengalaman terjun ke desa, seharusnya aku bisa melebihi teman-temanku dengan adanya pengalamanku yang dulu. Tapi entah kenapa ya itu tadi. Sindrom kemalasanku justru semakin meningkat sesaat sebelum KKN. Sekarang bahkan ditambah lagi rasa kekhawatiran dan ketakutan.

Tapi aku tahu kok, yang merasakan seperti ini nggak hanya aku aja. Jadi kupikir, wajar-wajar aja. Anggap saja ini celotehan anak manja yang nggak mau pisah dari ibunya karena KKN. Hanya satu setengah bulan ini.

ja ne...

Tidak ada komentar: