Rabu, 13 April 2016

Frequently Asked Questions: Monbukagakusho Scholarships (MEXT) Research Student Program G to G (Rekomendasi Kedubes)

Semalam saya dapat informasi kalau pemerintah Jepang membuka kembali beasiswa program Research Student untuk keberangkatan 2017 (baca di sini untuk tahu seperti apa beasiswanya dan persyaratannya). Karena saya pernah mengalami (ohoks) seleksi beasiswa ini via Kedutaan Besar Jepang, (meski nggak lolos) saya ingin menulis tentang FAQ yang berhubungan dengan beasiswa ini.
(Meskipun saya saat ini mendapat beasiswa MEXT juga untuk S2 di Jepang, tetapi jalur saya berbeda, saya pakai metode U to U (University to University), nah yang akan saya bahas di sini adalah yang program G to G (Government to Government).

NOTE:
Saya tidak akan menulis (dan melayani) tentang pertanyaan-pertanyaan 'mainstream', seperti, "Deadline-nya kapan?"
"Persyaratannya apa?"
"Apa saja yang ditanggung beasiswa ini"
"Bidang studi apa yang ditawarkan?"
"Di mana saya bisa mencari universitas yang cocok untuk saya?"
Hehehe maap, maap :D

Q: Saya sama sekali tidak bisa bahasa Jepang, apa bisa apply beasiswa ini? 
A: Tentu saja bisa. Kalau Anda kurang pede dengan kemampuan bahasa Jepang Anda, Anda bisa kok menyasar (?) bidang studi yang diselenggarakan (?) dalam bahasa Inggris. Saat ini di Jepang banyak sekali universitas yang perkuliahannya menggunakan bahasa Inggris. Tapi tetap, saya sarankeun dengan amat sangat untuk belajar bahasa Jepang. Well, Anda akan tinggal di Jepang, maka belajarlah bahasanya juga. ;)

Q: Saat ini saya juga sedang apply beasiswa lain, apakah saya juga diperbolehkan apply beasiswa ini?
A: Sejauh pengalaman saya selama ini (hahahaha), tidak masalah, selama Anda juga tidak sedang apply untuk beasiswa MEXT via U to U. Tapi untuk lebih jelasnya, silakan hubungi narahubung pendaftaran beasiswa ini.

Q: Saya mendapat informasi kalau saya harus mencari profesor Jepang terlebih dahulu saat mendaftar beasiswa ini, apa itu benar?
A: Ihyes, Meskipun ada beberapa pihak yang mengatakan tidak perlu terlalu dini, saya tetap menyarankan Anda untuk mencari profesor Jepang. Kalau pengalaman saya, saya baru mencari profesor ketika saya dinyatakan lolos seleksi dokumen. Di sinilah kemampuan kepo Anda diuji. Saya langsung mencari SENDIRI  profesor Jepang yang sesuai bidang saya melalui website resmi kampus (biasanya di sana tertera nama profesor, bidang studi, dan alamat e-mail), lalu mengirim e-mail kepada Beliau. Kalau Anda tidak bisa bahasa Jepang, silakan kirim e-mail dalam bahasa Inggris. Mohon ditunggu balasan e-mail Beliau. Kalau dalam seminggu tidak dibalas ya cari profesor lain. Silakan googling sendiri bagaimana cara mengirim e-mail kepada profesor Jepang :).

Q: Apabila saya lolos seleksi dokumen, saya harus ikut tes tulis bahasa Inggris dan bahasa Jepang, tetapi saya tidak bisa bahasa Jepang, apa saya tetap harus ikut tes bahasa Jepang?
A: Tidak, tidak. Tidak perlu. Yang disarankan untuk ikut tes bahasa Jepang dan bahasa Inggris (jadi dua-duanya) adalah mereka yang bisa bahasa Jepang. Dan itu pun, dari dua tes yang diujikan --bahasa Inggris dan bahasa Jepang-- hanya akan dipilih satu yang nilainya tertinggi. Jadi misalnya, saya ikut tes bahasa Inggris dan bahasa Jepang. Tapi ternyata nilai bahasa Inggris saya lebih bagus, maka yang akan dipertimbangkan untuk seleksi adalah nilai bahasa Inggris saya. Don't worry be happy :D

Q: Pada saat tes wawancara, apa saja yang perlu saya persiapkan?
A: Para pewawancara akan mengetes Anda dalam bahasa Inggris atau bahasa Jepang (buat Anda yang bisa bahasa Jepang). Lalu Anda akan ditanya pertanyaan mendasar "Kenapa pingin sekolah di Jepang?" dll. Yang perlu Anda perhatikan adalah pertanyaan mengenai rencana penelitian Anda. Berdasarkan pengalaman saya, saya keok banget di pertanyaan semacam ini. Jadi, kuasailah benar-benar rencana penelitian Anda. Kalau perlu, konsultasikan kepada dosen Anda atau ahlinya (?), Buatlah rencana penelitian Anda sebaik dan semenarik mungkin. Itu juga yang menjadi dasar penilaian di dalam seleksi dokumennya.

Q: Kira-kira butuh waktu berapa lama hingga akhirnya saya tahu bahwa saya benar-benar diterima beasiswa ini?
A: Tidak seperti beasiswa lain yang 'masa tunggu'-nya terhitung cepat, beasiswa satu ini benar-benar menguji kesabaran kita (hehe). Anda akan menerima notifikasi kalau Anda benar-benar diterima beasiswa ini di kampus pilihan Anda sekitar....bulan Januari. Lalu sambil menunggu, Anda diminta mengurus berbagai hal tetek bengek prosedur penerimaan segala macam. Jadi ya memang harus sabar :D.

Q: Saat ini saya juga sedang menempuh studi S2/S3 di Indonesia, apabila saya diterima beasiswa ini, apa yang perlu saya lakukan?
A: Tos! Samaan kita! Hahahaha. Saya juga sedang menempuh semester kedua saya di S2 Linguistik UGM ketika saya dinyatakan diterima beasiswa. Karena UGM tidak mengizinkan saya untuk cuti lebih dari dua semester dan saya hanya diberi waktu satu semester untuk cuti, saya akhirnya mengambil cuti satu semester di semester ketiga, lalu kemudian...saya mengundurkan diri dari UGM. Double degree? Sepertinya kampus saya yang di Jepang juga tidak mau diduakan, Hehehe. Ada baiknya Anda berdiskusi dengan profesor Anda, baik yang ada di Indonesia maupun yang ada di Jepang. Hehehehe.

Q: Saya sudah berkeluarga. apa boleh saya membawa suami/istri saya dan/atau anak saya ke Jepang?
A: Sebenarnya saya belum berkeluarga (hiks). Tapi saya akan berbagi pengalaman teman saya di sini. Beliau mengatakan kepada saya, ketika menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Jepang, Anda harus datang seorang diri. Lalu kemudian, diskusikanlah kepada dosen Anda di Jepang atau kampus Anda di Jepang mengenai rencana Anda membawa keluarga Anda di Jepang. Yang perlu diingat adalah MEXT tidak memberi dana tambahan apabila Anda membawa keluarga Anda. Fighting! :D

Q: Ketika saya sudah dinyatakan benar-benar diterima, apakah dana beasiswanya langsung cair pada saat saya tiba di Jepang?
A: Beasiswa akan cair di akhir bulan tahun ajaran baru (April dan Oktober). Jadi, lebih baik Anda persiapkan dana sendiri terlebih dahulu :'))))

Q: Apakah saya diizinkan bekerja paruh waktu di Jepang?
A: Dengan status Anda di visa sebagai "student", Anda harus hati-hati. Anda harus mendapatkan izin dari imigrasi Jepang untuk bekerja paruh waktu, maksimal 28 jam per minggu. Di bagian belakang Resident Card (KTP Jepang) Anda harus ada cap resmi dari imigrasi yang menyatakan bahwa Anda benar-benar diizinkan bekerja paruh waktu. Cap tersebut bisa Anda dapatkan ketika tiba di imigrasi bandara Jepang atau Anda juga bisa mengurusnya di kantor imigrasi Jepang yang terdekat di kota Anda. Karena kalau tidak ada cap resmi dan/atau Anda bekerja melebih 28 jam setiap minggu, Anda bisa terancam dideportasi dari Jepang. Naudzubillah. Hati-hati pokoknya. Anda juga tidak diperbolehkan untuk bekerja di tempat-tempat hiburan semacam pachinko, bar, dan lain-lain. Jangan lupa juga, Anda juga diharuskan untuk berkonsultasi dengan pihak kampus dan profesor Anda. Jangan terlalu lelah bekerja hingga lupa belajar :').

Need more answers? Silakan kontak saya: alifiamd13@gmail.com (jangan lupa tulis subjek di e-mail Anda supaya nggak saya kira sebagai virus :p dan perkenalkan diri Anda terlebih dahulu, supaya nanti nggak saya kira sebagai pengagum rahasia :p)

Baca cerita saya di
Secuil Cerita Seorang Pemimpi: Monbukagakusho Research Student Program U to U 2015 (Part 1) - Awal dari Semuanya
Secuil Cerita Seorang Pemimpi: Monbukagakusho Research Student Program U to U 2015 (Part 2) - Tahap Wawancara Wow
Secuil Cerita Seorang Pemimpi: Monbukagakusho Research Student Program U to U 2015 (Part 3) - Berkas (Dokumen)
Secuil Cerita Seorang Pemimpi: Monbukagakusho Research Student Program U to U 2015 (Part 4) - PENGUMUMAN!!!!!
ja ne...

Tidak ada komentar: