Rabu, 11 Agustus 2010

Pacaran atau Ta'aruf?

Suatu hari seorang teman saya bertanya yang membuat saya tertohok pada saat itu:

"Fi, pacaran itu apa sih?"

Saya diam lamaaaaaaa sekali. Teman saya itu cengengesan melihat saya bingung. Akhirnya saya jawab sekenanya,"Meningkatkan status hubungan".
Lalu dia bertanya lagi,"Meningkatkan status hubungan? Cuma itu saja?"
Sayangnya saya lupa apakah dia berkata seperti ini atau tidak,"Kalau kita punya pacar, belum tentu pacar kita akan jadi suami kita, kan?"

Padahal nada bicara teman saya itu biasa saja. Tapi pertanyaan pertamanya itu seperti menjatuhkan besi satu ton ke arah saya. Doeeeeeenggg...

Parahnya, pertanyaan itu diulang lagi tak lama setelah itu. Oleh seseorang yang berbeda. Good. Besi 2 ton menghajar saya.

Setelah nyaris setahun sejak peristiwa itu, saya berani (lebih tepatnya baru punya inisiatif) untuk membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia milik ibu saya.
Pacaran berasal dari kata "pacar" yang artinya teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih atau kata lainnya adalah kekasih.

Oke, sedikit memberi saya gambaran.

Tapi akhir-akhir ini atau lebih tepatnya setelah ada diskusi menarik dengan beberapa sahabat saya tentang Ta'aruf (yang nanti akan saya ceritakan), saya berpikir:
"Kenapa harus pacaran kalau ujung-ujungnya putus. Iya kalau putusnya baik-baik, kalau nggak? Bukannya ningkatin tali silaturahim, malah yang ada memutuskannnya".

Oke. Silakan setuju atau nggak. Mungkin kalian yang sedang pacaran juga punya alasan sendiri. Toh anggap saja ini postingan seorang jomblo yang nggak dapet-dapet pacar. Hahahaha.

Kalau ini sih agak 'keras' pendapatnya. Saya pernah dapat SMS dari teman baikku juga tentang pacaran.
"Pacaran gitu-gitu aja kan? Kenalan, minta no telpon, PDKT, nembak, jadian, mesra-mesraan, berantem, putus".

Hahaha. Saya geli waktu membacanya. Sekali lagi, silakan nggak setuju. Tapi jangan gebukin saya.

Beberapa minggu lalu, saya dan beberapa sahabat --beberapa perempuan dan beberapa laki-laki-- saya terlibat diskusi menarik tentang ta'aruf. Di dalam agama saya memang tidak mengenal kata pacaran.
Yang ada adalah ta'aruf. Dan dalam bayangan saya, ta'aruf itu seperti Fahri dengan Aisha di film Ayat-Ayat Cinta.

Lalu salah satu sahabat saya ada yang nyeletuk, "Memangnya ta'aruf seperti itu ya? Apa SELALU seperti itu?".

Saya jawab,"Entahlah". Karena saya belum pernah ta'aruf. Hehehe.

Seingat saya, inti dari diskusi itu adalah lebih nyaman bersahabat tanpa harus terikat apa-apa dan apabila memang berjodoh ya sudah. Hahahaha.
Karena kalau seandainya kita pacaran dengan sahabat kita, kalau putus, belum tentu hubungan kita akan sama dengan ketika kita sebelum pacaran dengan sahabat kita itu.

Dan plok plok plok, saya setuju.

Hahahaa.
Postingan yang nggak penting.

Jadi, silakan mau pilih ta'aruf atau pacaran. Ingat, jangan berseteru hanya masalah ini. Bhinneka Tunggal Ika ma meeeeen :P
Awawawawaw.

ja ne...

1 komentar:

nahdhi mengatakan...

Wew. Saya malah ndak tau definisi pacaran sebenarnya. saya penganut relativitas sih jadi ya pacaran itu relatif tergantung siapa pelakunya dan apa motifnya.

-ini komentarnya bukan SARA apalagi SARU lho-