Minggu, 28 April 2013

Random Thought: Pola Asuh Anak

Beberapa hari yang lalu, saya terlibat diskusi menarik dengan Dian 'Bahasa Korea' dan Denta (entahlah dia ini, mahasiswa Jurusan Sastra Prancis yang nyasar di Jurusan Bahasa Korea atau mahasiswa Jurusan Bahasa Korea yang nyasar di Jurusan Sastra Prancis. Hehe). Kami  membicarakan mengenai pola asuh orang tua. Kami sama-sama bersyukur bahwa kami dibesarkan dengan pola asuh yang baik dan sempat menikmati 'keras'nya orang tua. Hahaha. Dan lalu kami membandingkan dengan pola asuh orang tua zaman sekarang. Di sekitar saya, ada banyak contoh orang tua yang --saya curiganya-- mereka bahkan belum pernah mencubit atau menjewer atau memukul anaknya. Memang, bentuk didikan dengan kekerasan fisik tersebut tidak baik. Anak jadi tidak PD, terus timbul kebencian dengan orang tuanya, terus pelampiasannya jadi ke arah negatif, dan lain sebagainya. Saya pribadi sebenarnya juga tidak setuju dengan didikan keras sok-sok militer begitu. Tapi, ya, tapi, ada kalanya memang, didikan keras juga perlu diterapkan, terlebih ketika orang tua sudah kewalahan mengontrol anaknya. Konteks 'keras' di sini maksudnya 'tegas' ya. Jadi, didikan yang saya maksudkan itu bukan untuk menumbuhkan rasa takut pada orang tua, tapi lebih kepada pelajaran mengenai menghargai dan sopan santun terhadap orang tua. Saya percaya bahwa apabila anak sudah 'sukses' menghormati dan sopan terhadap orang tua, niscaya ia bisa menghargai, menghormati, dan sopan juga terhadap orang lain. Nah, itu dia. Itu mungkin, mungkin ya, yang sekarang sudah hampir punah dimakan zaman. Terlebih era modernisasi dan globalisasi dewasa ini (tsaaaaah....). Banyak orang tua --yang saya lihat sendiri lho ini-- dikontrol anaknya. Padahal, normalnya, anak harus didampingi orang tua dalam mengambil keputusan. Kontrol anak yang terlalu dominan terhadap orang tuanya malah membuat anak menjadi ngelunjak dan manja. Dia akan berpikir bahwa orang tua selalu bisa memenuhi setiap permintaannya. Tak sedikit juga yang melakukannya dengan ancaman. Waduh. Anak akan terbiasa selalu menuntut hak dan justru melalaikan kewajibannya sebagai seorang anak. Ini bahaya sekali kalau dibiarkan terus. Di sinilah, menurut saya, ketegasan orang tua harus banyak berperan. Sebagai orang tua, mungkin karena mereka terlalu sayang dan merasa kasihan kalau ditegasi (?), jadinya lembek terhadap kontrol anak. Alih-alih mengontrol, jadinya ya malah...dikontrol. Phew. Saya belum punya anak sih. Tapi saya tahu kok. Pekerjaan menjadi orang tua memang pekerjaan paling berat sedunia. Namun juga paling mulia. Karena setiap pola asuh yang dipraktikkan pada anak akan sangat berpengaruh dalam membentuk karakternya. Anak yang mempunyai karakter baik akan mendatangkan banyak pahala bagi orang tua dan anaknya, tapi kalau karakter tidak baik....ah sudahlah. :))

Kadang-kadang, saya kepikiran lho. Kalau besok punya anak, pola asuh seperti apa yang ingin saya terapkan. Hahaha.

ja ne...

Tidak ada komentar: