Kamis, 15 April 2010

Introspeksi: Kemampuan Bahasa Indonesia-ku

Hai. Awalnya aku mau ngeblog di rumah. Tapi berhubung internet di rumahku sakratul maut, aku akhirnya ngungsi ke rumah orang. Hahaha *nggak penting*.

Oh ALHAMDULILLAH, akhirnya ada yang nyadar juga. Hahaha. Aku hampir tertawa keras ketika dosen Pancasila dan Kewarganegaraanku akhirnya berbicara begini:

"Kok absen sih? Kalo absen berarti kalian nggak masuk dong? Presensi, nah itu yang bener"

Kalau kalian belum nyadar poinnya apa, nanti kujelaskan.

Ibu dosen KWN & Pancasilaku adalah dosenku pertama yang mengajarku yang menyadari kalo ada salah kaprah dalam penggunaan kata "absen" atau "absensi" untuk menyebut "daftar hadir" atau "presensi". Yah walaupun aku sendiri mengakui kalo sering khilaf nyebut presensi sebagai "absensi".

Dan pada saat itu, kami --seenggaknya aku-lah-- disadarkan kalo ternyata banyak hal yang salah kaprah di dalam bahasa Indonesia.

Yeah, inilah enaknya kalau ibumu adalah dosen Sastra Indonesia. Hahaha. I'm so lucky.

Sebagai contoh, ini adalah hal yang sering banget aku temui di dalam kehidupan sehari-hari:

"Dimohon kesediaannya kepada Bapak X untuk maju ke depan memberi sambutan. Waktu dan tempat kami persilakan".

Apa yang salah dari dua kalimat di atas?

Kenapa orang-orang selalu berbicara "maju ke depan" atau "mundur ke belakang" atau "naik ke atas" atau "turun ke bawah"?

Padahal sudah jelas kalau kita maju, pasti ke depan; mundur, pasti ke belakang; naik, pasti ke atas; dan turun pasti ke bawah. Di dalam bahasa Indonesia, penggunaan kalimat sia-sia seperti itu disebut dengan kalimat tidak efektif.

Apa lagi kesalahannya?

Oh mungkin si MC yang mengucapkan kalimat-kalimat tersebut lupa bahwa yang dipersilakan adalah Bapak X, bukan waktu dan tempat. Iya, kan? Hahaha.

Well, aku nggak bermaksud nggantiin ibuku buat jadi dosen bahasa Indonesia kok. Wekekekek.


Wah ternyata bahasa Indonesia itu nggak semudah yang dibayangkan ya?



Ya. Susah-susah gampang sih. Yang jelas tidak segampang "Ini ibu Budi" atau "Budi bermain bola".

Kenyataannya adalah banyak orang Indonesia yang meremehkan pelajaran atau mata kuliah Bahasa Indonesia, tapi kalau sudah berhadapan dengan soal yang berjudul "perbaikilah kalimat efektif di bawah ini dan pergunakan EYD yang benar", errr bahkan aku sendiri nggak yakin kalau aku juga bisa ngerjain itu.

Hahaha. Postingan yang nggak penting.

Yah gitulah. O ya terakhir ni, apakah kalian tahu kalau kata "tetapi", "karena", "dan, "yang", dll tidak boleh dipakai di awal kalimat?








ja ne...

2 komentar:

Latif Seto Kusumo mengatakan...

fia..
kenapa mentimun pake imbuhan men?
padahal orang-orang biasa nyebut juga timun to?
hayoo kenapaaaaaaaaaaa?
hehehe..

fia masitha mengatakan...

nggak jelassssssssssssss.......... malas jawab. hahahahaha.........