Selasa, 27 April 2010

Saatnya Berubah (UNAS)

I have a bad bad bad bad bad news.

Seharusnya diadakan hari berkabung nasional untuk ini. Well, tapi sepertinya pemerintah lebih care memerhatikan masalah Susno-Sjahril-Anggodo-Misbakhun-Senturi yang nggak kelar-kelar kayak sinetron stripping. Bosan. Over ekspos menyebabkan seseorang gila kamera. =_=

Gantian saya yang nggak peduli soal masalah-rumit-orang-dewasa-yang-terlalu-aneh-dalam-mencari-uang itu. Saya lebih peduli dengan kasus di bawah ini:

Give me U give me N give me A give me S

Sebenernya saya alergi mendengar keempat huruf itu. Pengalaman pahit di masa lalu. Yeah, banyak kecurangan yang terjadi di sekitar saya 2 tahun lalu dan mereka mendapatkan hasil yang seharusnya bukan usaha mereka. Saya misuh-misuh saat wisuda dan jadi anti-nyontek dan pencontek sejak saat itu.

Dan saya tidak terlalu menyukai reaksi sekolah saya waktu itu.

Sekarang, hal yang sangat sangat sangat saya takutkan terjadi. Tingkat kelulusan UNAS menurun drastis; bocoran jawaban soal menggila; dan lain-lain.

Oh Indonesiaku yang malang. Sangat primitif dalam menentukan kelulusan seorang siswa.

Jogja termasuk daerah yang tingkat kelulusannya terendah. Nggilani. Aku nggak terlalu yakin dengan beberapa pendapat yang menyatakan bahwa tingkat kejujuran yang tinggilah yang menyebabkan itu semua. Apalagi ketika tahu kalau tingkat kelulusan almamaterku yang sangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat aku cintai terjun payung. 68 siswa nggak lulus. Atau mungkin 64 siswa? Yah pokoknya di atas 60 siswalah.

Klop. Sip. Plokplokplok. Gedung gede. Tawuran. Sekolah Islam. Tawuran. Biaya mahal. Tawuran. Banyak yang nggak lulus. Tawuran.

What's wrong with you, guys?????????

Aku dan bapakku yang kebetulan almamaternya sama, geregetan. Gemes. Gimana bisa aku bangga sama almamaterku kalo ternyata yang ditonjolkan adalah hal-hal yang nggak ada positif-positifnya? Gimana aku bangga sama almamaterku kalau yang dilihat adalah dengan apa kamu ke sekolah, apakah jam tanganmu dan tasmu bermerk, apakah hapemu Whiteberry, dsb. Gimana aku bisa bangga sama almamaterku kalau yang dibanggakan adalah fasilitas yang segudang sedangkan SDMnya seperti itu? Gimana aku bisa bangga menceritakan almamaterku di depan kawan-kawanku kuliah kalau yang mereka tahu hanyalah sebuah sekolah mewah dengan fasilitas nomor satu tapi banyak siswa yang tingkah lakunya kayak bonek?


Aku nggak bermaksud menjelek-jelekkan lho. Beneran. Maaf deh kalo ada yang tersinggung. Ini adalah bentuk geregetanku yang lain, dengan tulisan. Kalau lisan, sudah nggak terhitung lagi kayak apa. Well, semoga almamaterku semakin berjaya, sukses, dan BERUBAH. Saya peduli dengan almamaterku dan masa depan semuanya.





ja ne...

Tidak ada komentar: